3 Alasan Mesir Masih Tutup Pintu Perbatasan Rafah-Mesir

Rafah – Sejak Oktober lalu, perang antara Israel dan Hamas di Gaza menyebabkan banyak warga Palestina berpindah dari satu tempat ke tempat lain hingga akhirnya mencapai Rafah. Kota Rafah sendiri berbatasan langsung dengan Mesir. Fakta bahwa Mesir berbatasan langsung dengan Rafah tidak menjamin keamanan bagi warga Palestina.

Pasalnya, Mesir enggan menerima pengungsi Palestina dengan tidak membuka perbatasan Rafah dan Mesir. Menurut sumber terpercaya, Mesir telah menjadi penengah konflik selama bertahun-tahun, baik dalam masalah Israel-Palestina maupun di antara kelompok-kelompok besar Palestina.

Mesir telah membatasi akses ke perbatasan Rafah selama bertahun-tahun, sehingga menyulitkan pengungsi Palestina. Namun, hal ini membuktikan bahwa Mesir prihatin dengan ancaman serius yang ditimbulkan jika mengizinkan warga Palestina masuk ke negaranya. Lalu mengapa Mesir masih menutup perbatasannya?

Berikut tiga alasannya dilansir berbagai sumber:

1. Mesir khawatir dengan penarikan diri

Alasan utama Mesir belum membuka perbatasannya adalah untuk mencegah eksodus massal warga Palestina dari Gaza. Mesir tidak mau menerima pengungsi Palestina dalam jumlah besar di masa depan dan tidak akan membuka jalan ke Gaza tanpa syarat dan jaminan yang jelas.

2. Serangan udara Israel

Alasan lain mengapa Mesir tidak membuka pintunya adalah serangan udara Israel di Gaza. Mesir memerlukan jaminan bahwa pihaknya tidak akan diserang oleh serangan udara Israel yang dilakukan kelompok agresif. Hanya dengan begitu Mesir akan membuka pintu gerbangnya. Pemerintah Mesir tidak ingin mengambil risiko kerusakan infrastruktur akibat serangan ini, dan juga tidak ingin bertanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa akibat serangan tersebut.

3. Hamas dan simpatisannya masuk ke Mesir

Selain kekhawatiran akan penarikan diri Mesir dan serangan udara Israel yang dapat menyerang Mesir, alasan ketiga adalah kekhawatiran Mesir terhadap masuknya Hamas dan simpatisannya sebagai pengungsi. Menurut situs resmi Universitas Sydney, Mesir prihatin dengan ancaman keamanan yang ditimbulkan dengan menampung pengungsi Palestina yang mungkin bergabung dengan Hamas dan kemudian melawan rezim Hamas. Ada kekhawatiran bahwa Hamas dapat mengembangkan hubungan dengan ISIS, yang menyebabkan pemberontakan di Mesir, khususnya di Sinai Utara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *