30 Tahun Berjaya, Begini Crown Group Setelah Dilikuidasi

JAKARTA – Pengembang properti Ivan Sunito buka suara soal nasib Crown Group saat ini. Perusahaan properti yang didirikan Paul Satio selama 30 tahun itu kini dilikuidasi.

BDO Australia merupakan likuidator yang mengambil alih seluruh aset Crown Group, yang selanjutnya akan digunakan untuk memenuhi kewajiban utang perusahaan atau hal-hal lainnya.

Ivan mengatakan pada Rabu (20/3/2024): “Crown Group masih hidup karena banyak perusahaan yang masih beroperasi.”

Beberapa bagian dari Crown Group sudah tidak ada lagi, kata Evan. Seperti departemen konstruksi yang memberhentikan seluruh karyawannya. Masih sedikit orang di departemen retail dan hanya tersisa satu orang di departemen pengembangan.

“Staf lainnya berada di bawah kepemimpinan BDO. Karena sedang dalam likuidasi, mereka memiliki gelar CEO saat menerima laporan, tetapi kami bukan lagi manajer.”

Menurut Evan, aset yang dimiliki Crown pasti bernilai uang. Meski demikian, Ivan mengaku tak ingin terburu-buru melakukan proses likuidasi.

“Karena harga yang diambil terlalu tinggi, properti itu tiba-tiba dijual. Tapi likuidasi ini mungkin memakan waktu 1-2 tahun.”

Namun Ivan menawarkan untuk menjual sahamnya di Crown Group kepada Paul Satio. Karena Crown Group mempunyai sejarah dan warisan yang baik untuk dijalani.

Saya berharap Paul Satyo mau membeli sahamnya karena dia juga pemilik Satyo Group, ujarnya.

Sementara itu, Evan mendiskusikan gangguan kognitifnya dengan Paul Satio, yang telah mengembangkan Crown Group selama 30 tahun. Menurut Ivan, permasalahan ini biasa terjadi dalam pengembangan bisnis.

“Saya kira miris kalau bisnisnya dipotong atau dihentikan karena kita memberikan keuntungan yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia bersaing di luar negeri. Tapi kenyataannya bisnisnya dipotong, bisnisnya berakhir,” ujarnya.

Evan mengaku sudah memperkirakan kejadian tersebut sejak lama. Jadi, dalam tiga hingga empat tahun terakhir, One Global Capital sudah bersiap-siap.

“Saya kira akan berbeda karena kalau dilihat dari visinya berbeda. Sebenarnya yayasan dengan Paul itu bukan bisnis keluarga,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *