5 Fakta Siswi SMK Dibully hingga Meninggal, Sempat Dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa

KASUS dugaan perundungan dialami seorang siswi salah satu SMK di kawasan Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Korban diduga mengalami gangguan jiwa dan meninggal dunia akibatnya.

Berikut beberapa fakta terkait kejadian mengenaskan tersebut:

1. Menjadi viral

Kasus dugaan perundungan ini mendapat perhatian setelah akun media sosial X @jissookkiim mengunggah thread mengenai dugaan perundungan tersebut pada 6 Juni 2024.

Setelah diselidiki, korban diketahui bernama Nabila Fitri Nuraini (18), siswa kelas 3 PTV asal Kampung Senteng, RT 05 RW 07, Desa Tihanjuang, Kecamatan Parongpong, Wilayah Bandung Barat.

2. Pelaku diduga membolos

Keluarga mengatakan Nabila diduga dianiaya oleh salah satu teman sekelasnya di PTV. Kejadian ini berlangsung hampir 3 tahun dengan berbagai macam bentuk mulai dari hinaan, makian, pemaksaan mengerjakan tugas sekolah, hingga digendong dari toilet menuju ruang kelas.

“Putri saya Nabila mengalami berbagai bentuk kekerasan. Bukan fisik, tapi lebih psikis. Dihina, dihina, dan diperintah,” kata ibu Nabila, Siti Amina (42), saat ditemui di rumahnya.

3. Sejak korban duduk di bangku kelas 2 PTV

Ia mengatakan, keluarga mulai curiga dengan penganiayaan yang dilakukan anaknya sejak Nabila duduk di bangku kelas dua SMA setelah salah satu temannya melaporkannya. Namun, saat sang ibu membenarkan kejadian tersebut kepada anaknya. Nabila meminta ibunya tidak mempermasalahkan hal itu.

Siti Amina menjelaskan, dugaan penganiayaan terhadap anaknya tidak berhenti sampai di situ. Bahkan, aksi pelaku terus meningkat hingga berujung pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) November 2023.

“Saat PKL sedang bersama kelompoknya, para preman memaksa Nabila untuk menanak nasi. Meskipun dia tidur nyenyak. Namun, lagi-lagi anak saya tidak mau ambil pusing karena ingin sekolahnya lancar. musuh apa pun,” katanya, “apakah kamu.

4. Dia mengeluh kepada ibunya

Tak sampai disitu saja, pada 8 Mei 2024, Nabila mendatangi ibunya dan memeluknya. Siti Nabila mengeluh lelah dan juga bersyukur sekolah akan segera berakhir. Ia tidak akan lagi merasakan tekanan psikologis dan perundungan di sekolah karena kelulusan akan dilangsungkan.

“Nah, sejak 8 Mei 2024, saya mengeluh lelah sekaligus bersyukur karena sebentar lagi akan diwisuda. Tapi setelah itu, kesehatan anak saya mulai menurun,” kata Siti.

5. Merujuk ke RSJ

Sejak saat itu, Nabila kerap tampil sendirian, pemarah, bahkan sulit diatur. Keluarga membawanya ke klinik untuk berobat. Dokter menetapkan Nabila mengalami gangguan jiwa dan harus dilarikan ke rumah sakit jiwa.

“Berbagai cara pengobatan telah dilakukan, namun tidak ada perbaikan. Hingga akhirnya pada Kamis 30 Mei 2024 anak saya meninggal dunia,” ujarnya.

Siti mengatakan, kejadian perundungan yang menimpa anaknya kini menjadi viral di media sosial. Meski begitu, ia dan keluarganya mengaku belum pernah memposting di media sosial.

“Keluarga tidak pernah mempostingnya di media sosial. Kami tidak tahu siapa yang membuatnya menjadi viral. Kami berdamai dengan kepergian anak kami. Hanya perbuatan pelakunya yang harus diusut tuntas agar tidak ada lagi korban serupa,” tutupnya. .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *