Hubungan Kerajaan Majapahit dengan Luar Negeri Bikin Pendeta dan Pedagang Berdatangan

KERAJAAN MAJAPAHIT sering menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan asing. Kerja sama dan hubungan dengan pihak asing inilah yang menjadikan kerajaan Majapahit semakin dikenal hingga ke luar daerah. Akibatnya banyak pedagang dan pendeta atau pemuka agama Hindu dan Buddha datang ke Majapahit.

Memang ada beberapa negara atau kerajaan asing yang mempunyai hubungan persahabatan dengan Majapahit. Kerajaan yang dimaksud adalah Syangka, Ayudhapura, Dharmanagari, Marutma, Rajapura, Campa, Kamboja, dan Yawana.

Nama-nama kerajaan tetangga ini konon mirip dengan nama pengunjung asing, terutama para saudagar dan pendeta yang sering berkunjung ke Majapahit. Bahkan sebelumnya, banyak pendeta asing yang memutuskan menetap di Majapahit karena pelayanannya yang baik.

“Para pendeta inilah yang turut menyebarkan kebudayaan India Majapahit”, kutipan dari buku “Sejarah Kerajaan Subordit Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri”.

Maka dari situ dipastikan pendeta tersebut adalah pendeta Hindu atau Budha. Jadi wajar kalau Majapahit memang merupakan kerajaan Hindu-Buddha. Menurut masyarakat Majapahit, mayoritas beragama Hindu-Buddha atau campuran kedua agama tersebut yang dikenal dengan Bhairawa.

Karena pentingnya peran pendeta India, kehadiran umat Hindu di Majapahit semakin kuat. Hubungan persahabatan yang dibangun oleh kerajaan-kerajaan tetangga dengan Majapahit mempunyai kepentingan politik dan tentu saja ekonomi.

Secara politik, hubungan diplomatik antar kerajaan tetangga dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kerajaan Majapahit melakukan invasi atau ekspansi ke kerajaan tersebut. Hal ini menunjukkan betapa kuat dan hebatnya Majapahit saat itu, sehingga kerajaan-kerajaan yang berada di bawahnya sangat takut dengan kerajaan-kerajaan tetangga.

Kerajaan-kerajaan tetangga yang lebih bersahabat dengan Majapahit adalah kerajaan-kerajaan seberang lautan, khususnya di Semenanjung Malaya, karena banyak diantara kerajaan-kerajaan tersebut yang berdekatan dengan kerajaan-kerajaan di bawah Majapahit.

Piagam Sidateka terbitan tahun 1323 M menyebutkan bahwa Raja Jayanegara menggunakan nama Abhiseka Sundarapandya Adiswara, sedangkan sisi Pandya melambangkan dinasti Pandya di Sri Lanka. Nama Sri Langka, kata Muljana, dulunya adalah sebuah kerajaan di bawah pemerintahan Sriwijaya. Persahabatan Sri Lanka dengan Majapahit memungkinkan para pendeta Hindu mengunjungi Majapahit secara rutin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *