JAKARTA – Tingkat literasi dan inklusi asuransi di Indonesia saat ini sangat rendah. Berdasarkan hasil Survei Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022, literasi sektor asuransi sebesar 31,72%, jauh di bawah sektor perbankan yang mencapai 49,93%.
Namun cakupan sektor asuransi hanya mencapai 16,63%, di bawah sektor perbankan yang sebesar 74,03%. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan literasi dan asuransi sangat penting bagi siswa.
“Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam peningkatan literasi dan inklusi asuransi di Indonesia, serta menciptakan generasi muda yang lebih melek finansial dan lebih mampu mengelola risiko di masa depan,” kata CEO Jacindo Insurance Andy Samuel dalam sambutannya. . Keterangan, Jakarta, Senin (6/10/2024).
Ia berharap anak-anak Indonesia dapat belajar mengelola risiko dengan baik sejak dini dan lebih mengenal asuransi.
Andy berbagi ilmu dan wawasannya mengenai asuransi langsung. Kehadiran mereka diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya asuransi dan manajemen risiko.
Sekadar informasi, Jasindo berniat melakukan kegiatan literasi asuransi di 30 wilayah yang tersebar di Indonesia dan memberikan polis asuransi kecelakaan diri (PA) gratis kepada anak-anak sekolah.
Ia mengatakan, kegiatan literasi dan pemberian polis asuransi dilakukan serentak di beberapa kota saat ini, seperti Jaipura, Ambon, Denpasar, Manado, dan Pontianak.
Sedangkan di Denpasar, program literasi dilakukan di SMAN 2 Gianyar dengan melibatkan 50 siswa sebagai perwakilan siswa yang akan diberikan pengetahuan tentang risiko dan asuransi.
“Ini merupakan komitmen untuk membantu meningkatkan literasi asuransi di Indonesia, serta upaya mendorong pembiayaan berkelanjutan,” ujarnya.