Ibu-ibu Rukun Warga (RW) 08, Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tak menyangka karya kreatifnya dilirik berbagai kalangan. Tak terkecuali Bank Raket Indonesia (BRI).
Ya, klaster perempuan ini punya keahlian di bidang kerajinan tangan dan mampu mengolah produk bekas dan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi. Ibarat kantong plastik daur ulang yang berubah menjadi bunga, kemasan plastik untuk kopi instan dan pakaian menjadi berbagai macam fashion item, antara lain tas, dompet, dan pakaian.
Namun, karena keterbatasan bahan mentah, komunitas perempuan Erewela kini beralih ke produksi tekstil, dan hal ini benar-benar merupakan berkah bagi para ibu tersebut.
Ketua Klaster Ervela Henny Noorian mengatakan, restu para penenun akhirnya membuat Bank BRI mendukung klasternya. Bank BRI telah menyediakan sejumlah fasilitas produksi untuk mendukung kegiatan klaster
Klaster Erwela RW08 diinisiasi oleh ibu-ibu Lenteng Agung
Alhamdulillah, pada September 2023 lalu, kami mendapat bantuan peralatan produksi seperti mesin jahit dan palka dari BT, kata Haney usai bertemu dengan Oxon.
Haney berbicara tentang peluncuran penjangkauan klasternya di Bank BRI sementara Erwela berpartisipasi dalam pameran tahun 2021 yang diselenggarakan oleh unit BRI Meruyung.
“Kami membuka pasar dengan berbagi lapak, lalu Mantra menyarankan agar kami membuka lapak sendiri di pasar tersebut. Berbekal produk Ervela, kami akhirnya berani membuka booth sendiri, yang ternyata membawa berkah tersembunyi. Tim BRI melakukan survei dan pada September 2023 “kami mendapat bantuan alat produksi,” jelasnya.
Ervela kemudian ditawari untuk bergabung dengan Localoka yang dijalankan oleh BRI, namun karena keterbatasan modal, klaster tersebut memilih untuk menggalang dana terlebih dahulu.
“Pernah kami ditawari untuk menjual Localoka, tapi kami memilih menambah dulu karena kekurangan modal. Sekarang kami punya uang dari keuntungan penjualan, tapi hasilnya masih kecil dan tidak mencukupi,” ujarnya.
Diharapkan ada pihak yang memberikan dukungan permodalan kepada klasternya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Modal saat ini berasal dari dana masing-masing anggota.
“Kami juga berharap mendapatkan pasar yang tepat agar penjualan bisa lancar dan kapasitas produksi bisa ditingkatkan,” ujarnya.