JAKARTA – Batik mulai populer di luar negeri. Postingan ini berdasarkan data pemerintah yang menunjukkan adanya peningkatan permintaan batik luar negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor batik Indonesia mencapai $17,5 juta pada tahun 2023. Jumlah ini tidak sebanyak sebelum pandemi. Namun angka-angka tersebut menunjukkan besarnya potensi industri batik.
Batik Indonesia paling banyak diekspor ke negara-negara berikut: Amerika Serikat (pangsa 74,75%), Jerman (3,61%), Singapura (3,23%), Malaysia (2,82%) dan Kanada (1,92%).
Deputi Usaha Mikro Riesta Karentina, Kepala Badan Usaha Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, menjelaskan, 60 persen dari 64,5 juta UKM batik masuk dalam kategori mikro. UMKM mikro batik ini perlu dibantu untuk membangun ekosistem agar bisa terus berkembang.
“Tantangan UMKM batik ada dua, pertama aspek hukum dan kedua manajemen. Permasalahan hukum yang sering kita hadapi antara lain kasus hak intelektual dan hak merek, dan permasalahan manajemen adalah bagaimana mengelola UMKM mikro dengan baik sehingga agar mereka bisa mempunyai pasar sendiri,” jelas Riesta.
Pemerintah mengapresiasi keterlibatan pihak swasta dalam pengembangan UMKM Batik. Hanung Harimba, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi, mengatakan peran swasta dalam mendukung UMKM Batik sangat dibutuhkan, mulai dari dukungan manajemen usaha, pemasaran usaha hingga kemitraan.
Bisnis Lokal dengan Batik oleh Tokopedia dan Toko | Tokopedia sangat membantu UMKM batik dengan inkubasi platform e-commerce, konsultasi pengembangan bisnis batik, dan pengembangan bisnis batik lokal, kata Hanung, Senin (29/4/2024) dalam keterangan tertulisnya. .
Hanung menambahkan, ekosistem pasar digital yang kondusif sangat diperlukan. Sebab, kontribusi batik terhadap ekspor Indonesia cukup besar.
Toko | Fashion Category Leader Tokopedia, Desi Muharlina Bungsu mengungkapkan, kampanye Lokal Berbatik merupakan salah satu upaya Tokopedia dan Shop | Tokopedia untuk mendukung perkembangan industri batik sekaligus memperkenalkan batik kepada masyarakat luas.
Desi mengatakan program ini akan membantu UKM batik lokal memasarkan produknya dan memberikan kemudahan akses pinjaman modal usaha dari mitra keuangan terafiliasi.
Oleh karena itu, UMKM batik lokal yang mengikuti program Melocal with Batik tidak dikenakan komisi nol persen. Kami mendukung mereka yang mengikuti program ini dengan dana yang menghubungkan UMKM dengan lembaga keuangan. Selain itu Tokopedia dan Toko | “Tokopedia juga bermitra dengan Institut Seni Indonesia untuk menciptakan beberapa desain menarik bagi UKM batik lokal,” kata Desi.