Mengenal Soemitro, Jenderal TNI yang Kerap Kabur dan Mencuri Makanan di Dapur

Lahir pada tanggal 13 Januari 1927 di Sebang, Jending, Probolingo, Jawa Timur, Prajurit Somitro Sastrodihardjo. Somitro adalah seorang jenderal yang sangat dihormati pada masanya.

Di dunia militer, Somitro pertama kali menjadi anggota PETA (Paternity Defenders) yang didirikan di Jepang. Selama menjalani pelatihan sebagai petugas PETA di Bogor, Somitro dikenal sangat nakal. Ia sering menyelinap keluar pagar asrama untuk mencari makanan dan mencuri makanan dari dapur atau ruang guru.

Hingga suatu malam Somitro dan dua temannya, Sukariadi dan Ponidi, meninggalkan asrama untuk mencari makan. Namun ketika mereka kembali, hanya Somitro dan Ponidi yang berhasil kembali ke asrama. Sedangkan Sukariadi ditangkap petugas PETA, Komandan Pendidikan Yagawa.

Sebagai hukumannya, Sukariadi harus melakukan saseng (menyilangkan kaki) selama seminggu, sore harinya harus membela diri dengan pedang kayu (kendo) dan bayonet (juken jutsu). Sukariadi bungkam saat ditanya siapa kedua temannya yang bersamanya saat itu. Dia selalu mengatakan dia tidak tahu, dan bahkan mengatakan bahwa kedua pria itu mungkin berbeda kelas.

Mengetahui hal tersebut, Somitro merasakan rasa hormat dan berhutang budi pada temannya. Sebab jika Sukariadi saat itu menyebut nama Soumitro dan Ponidi, pasti ketiganya sudah diusir dan Soumitro tidak akan menjadi jenderal.

“Saya menghormatinya dan berhutang budi padanya. “Seandainya dia menyebut nama kami berdua (Ponidi dan saya), tentu kami bertiga akan dipecat, dan saya tidak akan menjadi jenderal,” kata Soumitro dalam bukunya Soumitro: Dari Pangdam Mulawarman ke Pangkopkemtib di Ramadhan. K.H, disebutkan pada Minggu (28/4/2024).

Karir militer Soumitro sangat sukses, bahkan melebihi anjuran Jailangkung agar ia mencapai pangkat mayor. Somitro berhasil sebagai jenderal dan memegang berbagai posisi tanggung jawab. Van Pangdam VI Brawijaya, Pangdam VI/Mulawarman di Kalimantan, Komandan Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkemtib).

Namun, ada yang unik dari kisah Somitro memasuki dunia militer. Berbeda dengan prajurit kebanyakan, ia memutuskan menjadi prajurit karena ‘instruksi penjara’.

Itu dimulai pada usia 15 tahun. Suemitro yang tadinya bercita-cita menjadi insinyur, kini berubah menjadi tentara karena iseng bermain jailangkung bersama temannya di Gatot Supankat Surabaya.

Saat itu pasukan Jepang masuk ke Indonesia. Soemitro dan Gatot sedang bermain jailangkung, dan pertanyaan pertama yang diajukannya adalah “Besok aku jadi apa?” Dulu. jawab Jayelangkung tanpa diduga sambil menunjuk huruf M, A, J, O, R.

“Namanya Lifeline, saya memang tentara,” kata Somitro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *