Latar Belakang Pendidikan Peter Gontha, Mantan Dubes RI untuk Polandia yang Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia

JAKARTA – Begitulah kisah edukasi Peter Gonta, mantan Duta Besar RI untuk Polandia yang mengkritik naturalisasi timnas Indonesia.

Wajar saja kritik tersebut membuat netizen geram. Ada pula yang tertarik dengan karakter Peter Gonta dan pendidikannya.

“Saya kesal sekali, saya akan memposting status yang akan membuat marah para pengikut saya, tapi tidak apa-apa mengambil risiko itu karena saya ingin menjaga harkat dan martabat bangsa saya,” kata Peter Gonta dalam postingan Instagramnya. @petergontha.

Berikut ini kami sajikan riwayat pendidikan Peter Gonta, mantan Duta Besar Polandia untuk Indonesia, yang mengkritik naturalisasi timnas Indonesia.

Putra Willem Gonta dan Elis ini memulai karirnya dari bawah. Beliau pernah bekerja sebagai awak kapal di kapal pesiar Dutch-American Line yang berbasis pelayaran transatlantik, mendapat beasiswa dari Shell untuk belajar akuntansi di Praehap Institute di Belanda, dan kemudian melanjutkan karirnya di Citibank di New York. dan akhirnya menjadi wakil presiden Asia untuk American Express Bank.

Untuk bertahan kuliah, ia bekerja sebagai sopir taksi, pelayan restoran, pelaut, dan penghilang karat kapal. Sejauh ini banyak mendirikan perusahaan Plaza Indonesia Realty (The Grand Hyatt Jakarta), Bali Intercontinental Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, Firstmedia. , dan Indovision.

Peter F. Gonta mulai terkenal setelah tampil sebagai “bos” di reality show The Apprentice Indonesia. Karena itu pula julukan “Donald Trump Indonesia” pun melekat, diambil dari nama miliarder Donald Trump, selaku pencipta “The Apprentice” versi asli. Peter F Gontha didaulat menjadi CEO The Apprentice Indonesia karena dianggap sebagai pebisnis dengan kredibilitas tinggi dan gaya hidup yang sesuai dengan kesuksesannya.

Nama panggilan ini adalah Peter F. Ini adalah julukan kedua Gonta setelah ia dijuluki “Rupert Murdoch muda Indonesia” pada pertengahan tahun 1990-an karena kiprahnya yang luas di bisnis media Indonesia saat itu.

Ia juga dikenal di dunia hiburan Indonesia atas kiprahnya di bidang musik jazz, mengawali perhelatan musik panggung terbesar di Indonesia, Jakarta International Java Jazz Festival (Java Jazz). Peter telah mengenal musik jazz sejak ia berusia delapan tahun. Ayah kandungnya, Wim Gonta, adalah pendiri dan pemimpin band besar perusahaan minyak Shell di Surabaya. BPM Shell beranggotakan Bubi Chen, Jack Lesmana dan Mariono, pionir dan master jazz Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *