Dewan Profesor UNS Kunjungi Guru Besar UGM, Ini Tujuannya

KARKARTA – Panitia ke-2 Dewan Fakultas (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Mengunjungi tempat kerja dan memanfaatkan pengalaman para guru untuk mengkaji nilai-nilai moral Ngayogjakarta Hadiningrat agar dapat diterapkan di perguruan tinggi dan mengkaji nilai-nilai Tamansiswaan.

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh ketua dewan guru. Dr. Suranto Tjiptowibisono pada Kamis 12 September 2024. Dalam kunjungannya ke UGM, Ketua Dewan Guru UNS, Prof. Dr. Baequni bersama beberapa guru besar UGM lainnya.

 

Suranto mengatakan, budaya maju di seluruh dunia harus belajar dari Indonesia.

“Kesadaran beretika pada civitas akademika sangat penting dalam budaya Jawa. Selain itu, patut bangga dengan kampus Benteng Pancasila, karena di UNS merupakan kampus Benteng Pancasila, namun untuk kampus UGM merupakan Kampus Rakyat atau Kampus Rakyat. Kampus Pancasila. “Maka keteladanan moralitas dan budaya harus menjadi ruhnya,” ujarnya dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (17/09/2024).

Sekretaris Dewan Guru UNS Prof. Dr. Ir. Maria Theresia Sri Budiastu mengatakan, kunjungan ini merupakan upaya mendalami pengetahuan Guru Besar UNS mengenai nilai-nilai budaya Jawa.

Hal ini juga telah dibenarkan oleh Ketua Komite Ketua ke-2. Dr. Suciati, penanggung jawab pengembangan norma, etika, dan jati diri bangsa, mengatakan kunjungan kerja dan pemanfaatan pengalaman guru ini dilakukan untuk mengkaji nilai-nilai moral Ngayogjakarta Hadiningrat agar dapat diterapkan di perguruan tinggi.

 

Sementara itu, Ketua Dewan Guru UGM Baequni menyambut baik maksud dan tujuan tersebut. Baequni menyampaikan perlunya kerja sama yang kuat antara UNS dan UGM untuk membangun pusat kebudayaan Jawa, karena UNS telah memiliki Pusat Unggulan Sains dan Teknologi (PUI) Bahasa Jawa dan UGM memiliki Pusat Studi Bahasa Jawa (Pusaka Jawa).

Pembentukan kedua organisasi ini bertujuan untuk melakukan upaya penguatan pengetahuan dan budaya Jawa sebagai identitas bangsa yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bentuk kerja sama global.

Kemudian kegiatan diawali dengan pemaparan dari Komite Guru UGM antara lain Prof. Dr. Baequni memikirkan Hamemayu Hayuning Bawono, Prof. Dr. Beliau berbicara tentang fokus filosofis Lasiyo Yogyakarta, kemudian Prof. Dr. Koentjoro, Psikolog yang berbagi pandangan tentang Etos Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Kemudian Prof. Ir. Ambar Pertiwinrum tentang layar perdagangan antara petani dan Prof. Dr. Endang Semiarti memaparkan Gender dan peran perempuan dalam keluarga. Setiap pemaparannya menggali secara mendalam nilai-nilai moral di Yogyakarta dengan makna filosofis tersendiri.

Usai pemaparan, diskusi bersama antara peserta Dewan Guru UNS dan Dewan Guru UGM berlanjut, berlangsung dinamis dan dalam suasana kekeluargaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *