Belanda Pulangkan 288 Benda Bersejarah Indonesia, Dipamerkan di Museum Nasional 15 Oktober

JAKARTA – Pemerintah Belanda telah memulangkan 288 benda bersejarah yang dijarah dari Indonesia pada masa penjajahan. Barang-barang tersebut diyakini merupakan peninggalan Kerajaan Singaari dan Kerajaan Badung.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan pengembalian 288 benda bersejarah tersebut merupakan bagian dari agenda repatriasi yang telah disetujui berdasarkan kesepakatan pemerintah Indonesia dan Belanda pada tahun 2017.

“Pemulangan ini merupakan bagian dari program repatriasi yang telah disetujui melalui nota kesepahaman atau (MoU) yang ditandatangani kedua negara pada tahun 2017,” ujarnya, dilansir BBC Indonesia, Jumat (27/09/2024).

Pemulangan 288 benda cagar budaya asal Indonesia diharapkan dilakukan pada awal Oktober 2024.

“Kesepakatan pengembalian ratusan koleksi tersebut dilandasi oleh kerja sama yang intensif antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda,” ujarnya.

Prosesnya diawali dengan penandatanganan perjanjian oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda Epp Egbert Willem Bruins di Wereldmuseum Amsterdam yang juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas.

Sejak saat itu, kedua negara juga melakukan studi provenance secara mendalam (mencari sumber atau asal muasal kepemilikan temuan arkeologis) untuk memastikan keaslian dan asal muasal setiap barang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengembangkan sejumlah program khusus sebagai komitmen repatriasi, termasuk konservasi dan penelitian berkelanjutan oleh para ahli.

“Kami akan menyiapkan program edukasi dan kegiatan interaktif yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai sejarah dan budaya artefak tersebut,” kata Hilmar.

Artefak yang dikembalikan antara lain berbagai barang koleksi perang Puputan Badung yang diambil pada masa intervensi Belanda di Bali pada tahun 1906 dan patung bersejarah dari Candi Singhasari di Jawa Timur.

Nantinya, seluruh koleksinya akan dikelola Badan Purbakala Indonesia dan dipamerkan untuk umum di Museum Nasional Indonesia pada 15 Oktober 2024.

Apa saja subjeknya?

Koleksinya antara lain arca Ganesha, arca Brahma, arca Bhairawa, dan arca Nandi yang sebelumnya telah dikembalikan untuk dipulangkan pada tahun 2023.

Seluruh koleksi yang berhasil dipulangkan akan dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya atau Badan Peninggalan Indonesia.

Benda-benda bersejarah tersebut juga akan ditampilkan dalam pameran ulang Museum Nasional Indonesia yang akan dibuka untuk umum pada 15 Oktober mendatang.

Hilmar mengatakan pameran ini bukan sekedar kesempatan bagi masyarakat untuk melihat langsung artefak bersejarah tersebut.

Namun, kata Hilmar, ini juga merupakan kesempatan untuk belajar dan mengapresiasi perjuangan dan kerja keras Indonesia dalam memulihkan warisan budayanya.

Ia menambahkan, penelitian asal usulnya dapat menambah wawasan lebih dalam tentang sejarah dan peran benda-benda tersebut dalam konteks peradaban Indonesia.

“Agar generasi sekarang dan mendatang dapat lebih mengapresiasi warisan budaya yang kita miliki,” jelasnya.

Ia kemudian berharap repatriasi tersebut dapat memperkuat identitas budaya nasional dan juga menjadi simbol semakin eratnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *