SPECIAL REPORT: Penantian 32 Tahun 2 Medali Emas Berujung Manis di Olimpiade Paris 2024

Jelang Olimpiade Paris 2024, Ketua Kontingen Indonesia (CdM) Anindia Bakrie ingin atlet Indonesia meraih dua medali emas, mengulangi kesuksesan Olimpiade Barcelona 1992.

Tertingginya terjadi pada tahun 1992, saat bulu tangkis berhasil meraih dua medali emas, yakni Allan (Budikusuma) dan Susi (Susanthi). “Sejak saat itu, bulu tangkis selalu memberi saya emas kecuali tahun 2012,” kata Anindia Bakrie saat wawancara dengan iNews Media Group, Rabu, 17 Juli 2024.

(Vedric Leonardo dan Rizki Juniansia meraih medali emas Olimpiade Paris 2024. (Foto: Okezone)

“Tentunya kita yakin panjat tebing juga dapat medali, kita juga berharap panjat baja. Bisakah Anda menebak apa yang kami tunggu? “Iya harapan kita bisa meraih emas, semoga sama seperti di Barcelona, ​​​​​​​​​​​​kalau bisa,” lanjutnya.

Harapan CdM Indonesia menghadapi Olimpiade Paris 2024 tak akan berhenti. Pasalnya pada 12 hari pertama Olimpiade Paris 2024, Indonesia hanya meraih satu medali perunggu di nomor bulu tangkis putri yang diwakili Gregoria Mariska.

(Grigoria Mariska meraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024. (Foto: Okezone)

Bulu tangkis yang diharapkan bisa meraih dua medali emas di tunggal dan ganda putra, ternyata gagal memenuhi ekspektasi. Jonathan Christie dan Anthony Ginting yang terakhir bertemu di Inggris pada 2024 lalu kalah di babak penyisihan grup.

Sedangkan Fajjar Alfian/Rian Ardianto yang dua tahun terakhir menjadi juara Inggris telah menyelesaikan perjalanannya ke babak perempat final. Meski Gregoria Mariska menyumbangkan medali perunggu, namun bulu tangkis dalam hal ini PBSI masih menjadi pusat perhatian para pecinta olahraga Tanah Air.

Menpora sudah meminta maaf

Hanya meraih satu medali perunggu di 12 hari pertama Olimpiade Paris 2024 membuat kepercayaan diri Indonesia melemah. Menpora Dito Ariotejo langsung turun tangan dan siap bertanggung jawab atas kegagalan Olimpiade 2024 di Paris.

(Menfora Dito Ariotejo sempat berpakaian. (Foto: Andika Rachmansyah/MPI)

“Sebagai Menpora, saya bertanggung jawab penuh dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena apa yang diraih selama ini di Olimpiade tidak sesuai ekspektasi dan ekspektasi mereka,” kata Dito dalam Instagram Storiesnya, @ditoariotedjo, Kamis. , 8 Agustus 2024.

“Kita pastikan pembinaan para atlet akan didukung semaksimal mungkin sebelum mereka menjadi olimpiade, panggung tertinggi atlet di dunia,” kata politikus Partai Golkar itu.

Meski demikian, Menpora meminta masyarakat tetap berdoa. Pasalnya saat itu belum ada Vedric Leonardo (panjat tebing) dan Rizki Juniansia (angkat besi) yang berpeluang meraih medali.

“Hari ini saya mohon bantuan dan doa bersama untuk para atlet Indonesia yang masih berjuang memperebutkan medali, Vedrik di panjat tebing, Rizki dan Nurul Akmal di senam, dan Bernard di balap sepeda, agar bisa bermain dengan leluasa dan meraih hasil yang gemilang.” kata menteri berusia 33 tahun itu.

“Lebih lanjut, saya selaku Menteri Pemuda juga sangat bangga atas prestasi yang diraih para atlet muda yang benar-benar akan menjadi inspirasi generasi muda di seluruh daerah untuk bersaing di dunia.” “Sekali lagi mari kita terus dukung anak bangsa yang berjuang di Paris,” harap Dito Ariotejo.

Harapan Ditto dan seluruh komunitas olahraga Indonesia akhirnya terpenuhi pada Kamis 8 Agustus 2024 siang WIB. Vedrik Leonardo meraih medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

Publikasi Sejarah Panjat Tebing dan Angkat Berat

Vedrik Leonardo menjadi satu-satunya wakil Indonesia di nomor sprint putra. Vedric Leonardo pertama kali bertemu dengan atlet Bassa Mawem di Le Bourget Sport Climbing Site pada Kamis 8 Agustus 2024 WIB.

Di waktu bebas, Vedric Leonardo mencatatkan waktu 4,88 detik, unggul atas wakil tuan rumah yang hanya mencatatkan waktu 5,26 detik. Di babak semifinal, Vedric Leonardo mengalahkan atlet Iran Reza Ali Puri. Vedric Leonardo mencatat waktu 4,78 detik dan Reza Ali Poor mencatat waktu 4,84 detik.

Kemenangan ini terasa istimewa bagi Vedric Leonardo. Saat kembali ke final Asian Games 2022, pemain berusia 27 tahun itu kalah dari Reza Alipour. Akhirnya yang terjadi beberapa menit kemudian, Vedric Leonardo bertemu dengan pemanjat tebing kelas dunia Wu Peng.

(Vedric Leonardo (tengah) meraih medali emas Olimpiade Paris 2024. (Foto: EPA)

Yang mengejutkan, Vedric Leonardo mencatat waktu 4,75 detik, mengalahkan Wu Peng yang mencatat waktu 4,77 detik. Hasil ini membuat gempar di Indonesia. Selain menjadi medali emas pertama bagi atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024, juga menjadi atlet pertama di luar bulu tangkis yang berhasil meraih medali emas bagi negara di ajang ala Olimpiade.

Kemenangan Vedric Leonardo menambah kepercayaan diri atlet angkat besi Rizki Junyansia saat memasuki kelas 73kg pada Jumat, 9 Agustus 2024 pagi WIB. Namun, awalnya tak mudah bagi Rizki Junyansia yang baru berusia 21 tahun.

Meski berada di urutan kedua secara all-around, Rizki Junyanxia tertinggal 10kg dari juara Tiongkok saat ini, Shi Zhiyong. Shi Zhiyong memiliki berat 165 kg dan menempati posisi pertama di Atats.

Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 dan Olimpiade Tokyo 2020 itu unggul 10 kg dari Rizki Juniansia yang berada di peringkat kedua dengan angkatan 155 kg. Hal ini menempatkan Shi Zhiyong dalam jangkauan medali emas Olimpiade ketiganya, karena monster Tiongkok itu unggul jauh dari rival terdekatnya Rizki Junyanxia.

Setelah memasuki ruang kelas yang bersih dan kosong, keberuntungan tidak mau menghampiri Shi Zhiyong. Agar bisa bermain bagus dengan tinggi badannya yang 191kg, Shi Zhiyong gagal total!

Lifter berusia 31 tahun itu tiga kali gagal mengangkat beban 191 kg. Bobotnya yang 191 kg jauh lebih rendah dibandingkan saat Shi Zhiyong memecahkan rekor Olimpiade Tokyo 2020, yakni 198 kg. Rizki Junyansia memanfaatkan kekalahan lawannya tersebut.

Pada Lift pertama Rizki Junyansia mencoba mengangkat beban 191 kg. Secara rutin, Rizki Junyansyah berhasil dengan baik! Namun angkatan 191 kg belum cukup bagi Rizki Junyansia untuk meraih medali emas Olimpiade 2024 di Paris.

Pasalnya total berat badan Rizki Junyansia hanya mencapai 346kg, sama dengan Weeraphon Wichuma dari Thailand yang juga mencatatkan angkatan 346kg. Rizki Juniansyah hanya perlu mengangkat beban 192kg pada angkatan keduanya untuk menyingkirkan Weeraphon.

Namun Rizki Juniansyah Incar Rekor Olimpiade Shi Zhiyong, 199kg! Hal itu dilakukan Rizki Junyansia dan berhasil meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 setelah mengangkat beban 354kg. Dia juga memecahkan rekor Olimpiade Shi Xiong sebanyak 198 kg.

Mirip dengan mengoleksi emas di Olimpiade Barcelona

Kemenangan dari dua laga emas yang diraih atlet Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992, 32 tahun lalu. Saat itu, TNI AD berhasil meraih 2 medali emas dari Suzy Susanti dan Allan Budikusuma di cabang bulutangkis.

(Suzy Susanti saat meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992. (Foto: Instagram/@susysusantiofficial)

Pasca Olimpiade Barcelona 1992, perolehan terbesar atlet Indonesia di Olimpiade mana pun hanya satu medali emas. Bahkan di Olimpiade London 2012, atlet Indonesia tidak meraih emas.

Meski menyamai dua medali emas yang diraih di Olimpiade Barcelona 1992, namun seluruh tim Indonesia berusia di bawah 32 tahun. Pada Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia meraih 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu, dibandingkan kini meraih 2 emas dan 1 perunggu. 1 perunggu.

Tentara Indonesia di Olimpiade Paris 2024 akan resmi mengalahkan atlet Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992 jika Nurul Akmal merebut medali emas angkat besi +81kg pada Minggu, 11 Agustus 2024 pukul 16:30 WIB.

Yang pasti, performa masyarakat Indonesia di Olimpiade Paris 2024 patut diacungi jempol. Tugas mitra Indonesia selanjutnya adalah bekerja sama untuk mengangkat prestasi Indonesia sejajar dengan negara-negara besar Amerika Serikat dan Tiongkok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *