Menilik Kampanye Politik di Indonesia dari Kacamata Communication Accommodation Theory

Tahun 2024 tercatat sebagai tahun bersejarah bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Pemilihan calon presiden Indonesia tahun ini berlangsung setelah satu dekade terakhir, Presiden Joko Widodo menjabat sebagai presiden ketujuh Republik Indonesia.

Tak hanya itu, di tahun yang sama juga digelar pemilihan calon anggota dewan dan kepala daerah. Hal ini menjadi perbincangan hangat di antara banyak kelompok masyarakat di dunia pemilu dan politik.

Sudah menjadi tradisi bahwa setiap kandidat berhak berkampanye pada masa pra pemilu. Dilansir dari situs resmi KPU, kampanye dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peserta pemilu atau pihak lain untuk meyakinkan pemilih terhadap suatu visi, misi, foto peserta program dan/atau yang ditetapkan. Dalam pemilu sendiri, tidak jarang pula setiap kandidat beriklan di suatu kelompok yang kemudian disebut dengan tim kampanye.

Tim kampanye akan bertanggung jawab mengatur teknis proses kampanye setiap kandidat. Mulai dari baliho, poster, spanduk, hingga debat tertutup dan terbuka, merupakan salah satu media yang banyak digunakan tim kampanye untuk menyampaikan informasi tentang para kandidat. Isi pesan yang disebarkan berbeda-beda, namun tentunya dengan strategi yang dirancang agar pemilih tertarik untuk lebih banyak membaca atau hanya fokus pada kampanye.

Strategi kampanye yang dilakukan masing-masing kandidat, seperti membuat jargon, memviralkan kegiatan Tari Ringan Joget Gemo, kegiatan dialog terbuka desakan Anies, dan kegiatan Blusukan, semuanya tidak terlepas dari penerapan teori komunikasi yang disebut dengan teori pencocokan komunikasi Indonesia. teori kecocokan komunikasi. Lantas, apa sebenarnya pengertian teori ini?

Pada tahun 1973, Howard Giles mengajukan teori yang dahulu dikenal dengan teori pencocokan ucapan, namun kemudian berganti nama menjadi teori pencocokan komunikatif karena pemahamannya yang lebih luas. Teori ini berasumsi bahwa orang mengubah gaya komunikasinya agar sesuai dengan lawan bicaranya atau audiensnya dan bertujuan untuk membedakan dirinya dari orang tersebut. Cara komunikasi yang dibahas tidak hanya sebatas tingkah laku verbal, tetapi juga dapat diperluas pada gerak tubuh, tingkah laku bahkan ungkapan bijak yang dimiliki seseorang ketika menjalin komunikasi tersebut.

Strategi kampanye yang sudah marak seperti kalimat “OK, gas!”, “Duduk, duduk, diam”, “Jakarta hidup”, “Jakartaku aman, selamatkan nyawa, bisa isi perut” dan “ Indonesia bersih “dan sejahtera untuk semua” dapat digolongkan sebagai salah satu strategi komunikasi teori CAT ini. Strategi komunikasi ini disebut dengan konvergensi, yang artinya orang tersebut menyesuaikan pola komunikasinya dengan pola komunikasi yang dilakukannya orangnya terlihat seperti penonton atau pembicara.

Terkait dengan kampanye, informasi yang dimuat dan dibungkus dengan istilah yang menarik dan berkesan diperuntukkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang memiliki minat serupa. Secara tidak langsung menimbulkan simpati di kalangan pemilih terhadap para kontestan dan secara sadar/tidak sadar menimbulkan minat untuk fokus pada visi dan misi kontestan dan pada akhirnya memilih kontestan tersebut.

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kita harus selalu berpikir kritis terhadap visi dan misi yang disampaikan oleh para peserta di setiap pemilu. Selalu sadar diri dan tentukan pilihan peserta yang tepat bagi kita. Pemilihan presiden daerah akan segera tiba, pilihlah calon presiden daerah yang sesuai dengan visi dan misi hidup kita. Salam demokrasi!

Pengarang:

Delapan Fadila Udinsari

Mahasiswa magister ilmu komunikasi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPN VJ)

Sumber:

1. https://nasional.newfictionwriters.com/read/2024/01/21/337/2958216/ganjar-dan-mahfud-pamer-syal-mapala-berjagon-sat-set-di-arena-debat

2. https://nasional.newfictionwriters.com/read/2024/03/20/337/2986026/prabowo-gibran-menang-pemilu-2024-lagu-oke-gas-diputar-di-rumah-kertanegara?page= setiap orang

3. PKPU 23 TAHUN 2018. https://jdih.kpu.go.id/data/data_pkpu/PKPU%2023%20THN%202018.pdf

4.M. Grifon. “Pandangan Pertama Teori Komunikasi: Edisi Kedelapan”. 2011. hal: 394-406

Penafian: Artikel ini merupakan opini penulis dan tidak mewakili posisi editorial newfictionwriters.com.

 

(kanan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *