Bahas AI, Ini Cara Universitas Bakrie Dukung Peningkatan Literasi Digital Remaja

JAKARTA: Seiring pesatnya perkembangan teknologi digital, kemunculan kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan di berbagai bidang kehidupan. Meskipun AI menawarkan banyak manfaat dan kemudahan, AI juga menghadirkan tantangan yang memerlukan pengelolaan yang cermat, terutama dalam hal kesehatan digital.

Penggunaan AI harus dibarengi dengan kecerdasan digital perusahaan. Sayangnya, pada tahun 2023 Indeks Masyarakat Digital Indonesia masih jauh di bawah skor maksimal 100.

Rata-rata indeks tahun 2023 adalah 43,18. Namun upaya pemerintah untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia perlahan membuahkan hasil. Hasil survei Cominfo Digital Literacy Index tahun 2022 menunjukkan peningkatan dari 3,49 pada tahun 2021 menjadi 3,54 pada tahun 2022.

Untuk mendukung promosi literasi digital di kalangan generasi muda, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie bermitra dengan NXG Indonesia dan Ecpat meluncurkan Digipedia.

Acara ini merupakan bagian dari Hari Humas Universitas Bakri Ilmu Komunikasi yang dilaksanakan setiap tahunnya.

“Sebagai bentuk pengabdian mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Bakri kepada masyarakat, tujuan dari acara ini adalah untuk mempelajari lebih mendalam tentang pentingnya penerapan kesehatan digital dalam menghadapi pesatnya perkembangan kecerdasan buatan.” Acara ini juga bertujuan. untuk membekali peserta dengan strategi yang efektif untuk menavigasi dan memitigasi dampaknya,” jelas CEO Day PR Puput Khairunisa dalam keterangannya.

“Ilmu Komunikasi Universitas Bakri selalu mendorong mahasiswanya untuk dekat dengan masyarakat dan melakukan hal-hal positif bagi masyarakat sebagai salah satu bentuk kegiatan experiential learning yang diajarkan selama perkuliahan,” tambah Myrna Hanatasia, Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakri.

Hadir sebagai pembicara Aminach Agustina, Koordinator R&D NXG Indonesia, dan Ratano Ayo Lastari, Sekretaris Ecpat Indonesia. Acara ini memberikan ruang untuk berdialog, berbagi ide dan solusi yang dapat diterapkan di bidang literasi digital dan kesehatan tentang manfaat, risiko, etika, dan tata kelola penggunaan kecerdasan buatan.

Kegiatan yang berlangsung selama 3,5 jam ini cukup menarik antusias para peserta, mengingat mereka kini sudah familiar dengan pemanfaatan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan tugas sekolah.

(satu hari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *