Momen Lucu Francesco Bagnaia dan Marc Marquez Terpukau hingga Tuduh Jorge Martin Curang karena Terlalu Jago Bahasa Indonesia

MANDALICA – Pembalap tim Pramac Ducati, Jorge Martin, dituduh melakukan kecurangan terhadap Francesco Bagnaia pada laga balapan berbahasa Indonesia jelang MotoGP Mandalica 2024 yang menampilkan Marquez dan Enea Bastianini.

Hal tersebut diketahui dari video yang diunggah pada 26 September 2024 oleh akun resmi MotoGP @motogp. Dalam konferensi pers tersebut, keempat kontestan memainkan tebak kata untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris di Indonesia.

Asumsi pertama adalah bahwa kata tersebut berarti ‘posisi awal pertama’. Marquez pun memberikan jawaban dalam bahasa Inggris yang artinya “mulai menunda” karena jawabannya salah, yang benar adalah “posisi terdepan”.

Lalu kata kedua jawabannya adalah “sampai jumpa”. Di sini Bagnaia mencoba mencocokkan arti “jump” dalam kata bahasa Inggris “jump start”.

Jelas jawabannya salah. Benar saja, Martin memberikan jawaban yang benar, yakni ‘C U’. Alhasil, bintang Pramac Ducati itu selalu benar pada dua pertanyaan pertama, sekaligus menjawab pole position sebelumnya.

Lanjut ke pertanyaan ketiga yaitu ‘Pemenang’. Peko, sapaan akrab Bagnaya, berhasil menjuarai Mandalika tahun lalu. Hasilnya, empat kontestan berhasil menjawab ‘Pemenang’ dengan benar.

Pada pertanyaan selanjutnya, mereka harus menerjemahkan “bendera kuning” ke dalam bahasa Inggris. Sekali lagi, Martin menjawab dengan benar, artinya “bendera kuning” karena ia memahami kata Spanyol “bandera” yang berarti bendera.

Marquez asal Negeri Matador pun menjawab benar. Menariknya, Bagnaia dan Bastianini kemudian mentranskripsi dan menuliskan tanggapan mereka.

Pindah ke pertanyaan berikutnya yaitu ‘Menembak’. Tentu saja Martinator – sapaan akrab Martin – memberikan jawaban yang benar, yakni ‘high side’. Marquez mampu menjawabnya dengan indah.

Bagnaia kaget karena Martin tidak pernah melakukan kesalahan apa pun. Ia pun mengira telah mempelajari negara tetangganya, Indonesia.

“Kamu pasti sudah belajar kan? “Dia merespons dengan baik,” kata Peko.

“Ya, tapi aku tidak mempelajarinya di sekolah, aku mempelajarinya di sini,” kata Martin.

Kemudian, pelari harus menerjemahkan ‘sudut gunung’. Anehnya, hanya Martin yang bisa menjawab pertanyaan ini, yaitu “sudut kurus”.

Setelah itu, keempatnya bisa menjawab pertanyaan berikutnya, “Selesaikan Benderanya”. Bersama-sama disebut “bendera yang dicentang” karena dapat memuat kata akhir, sehingga mudah ditebak.

Akhirnya Martin mampu menjawab pertanyaan dengan benar kembali. Dia dengan tepat mengartikan ‘Nandi’ sebagai ‘Terima kasih’. Namun kali ini para rivalnya juga berhasil menulisnya dengan baik.

Namun Martin membuat beberapa koreksi pada jawaban akhirnya. Alhasil, Peko dituding melakukan kecurangan dan harus dikeluarkan dari kompetisi.

Martin tidak setuju. Dia bilang dia ingat semua yang telah dia pelajari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *