3 Masalah Pendidikan Prioritas yang Wajib Dibereskan Calon Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti

JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto menunjuk Abdul Muti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah di kabinetnya. Penunjukan ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi pendidikan Indonesia dalam lima tahun ke depan.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (Kornas JPPI) Ubaid Matraji berharap Abdul Muti dapat membawa angin segar dan perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan.

“Saya berharap teman-teman di Muhammadiyah yang menjalankan banyak lembaga pendidikan membawa angin segar dan banyak perubahan ke arah yang lebih baik,” ujarnya saat dihubungi newfictionwriters.com.

Ia juga berharap menteri baru tidak mengubah kurikulum yang berdampak pada mutu pendidikan dan membuat program seumur hidup yang disebut Kurikulum Nasional.

“Soal kurikulum, saya harap menteri baru tidak mengikuti tren kurikulum. Saya berharap menteri baru membuat program pembelajaran seumur hidup. Artinya kurikulum tidak perlu diberi nama, cukup disebut Kurikulum Nasional, ujarnya.

Lebih lanjut Ubaid menjelaskan, yang lebih penting dari kurikulum adalah kualitas guru. Menurutnya, yang penting guru berkualitas, sejahtera, dan tidak didiskriminasi oleh sistem.

“Yang lebih penting dari kurikulum adalah kualitas guru. Ini yang perlu dibicarakan panjang lebar lalu dicari jalan keluarnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua guru kami berkualitas dan bereputasi baik. Jangan seperti sekarang, mereka didiskriminasi oleh sistem, padahal banyak dari mereka yang profesinya berbeda-beda, ada yang gelandangan, badut, kuli bangunan dan lain-lain. Ini sangat mengkhawatirkan,” katanya.

Selain itu, perlu diwujudkan sekolah yang ramah anak. Karena saat ini sekolah sedang menghadapi keadaan darurat tentang perundungan dan pelecehan seksual.

“Terakhir, pentingnya mewujudkan sekolah ramah anak. Jangan seperti sekarang, sekolah kita sedang menghadapi darurat bullying dan kekerasan seksual. “Bagaimana mereka belajar jika mereka setiap hari diancam oleh sistem yang tidak bersahabat dan dikelilingi oleh predator anak-anak,” katanya.

Pihaknya juga meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan terobosan terhadap tiga isu prioritas, antara lain:

1. Jutaan anak Indonesia masih putus sekolah.

2. Kualitas dan kesejahteraan guru masih rendah.

3. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang inklusif dan sesuai untuk anak.

“Kami berharap dapat mencapai pendidikan yang lebih baik dalam hal akses dan kualitas pendidikan. “Menteri harus bisa memberikan terobosan pada 3 topik prioritas tersebut,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *