JAKARTA – Kisah insinyur Enas Al-Ghul yang membawa air bersih ke Gaza viral di dunia maya dan menyedot perhatian publik. Wanita tersebut berusaha menjalankan usaha penyulingan di tengah kehancuran Gaza yang terus menerus dibombardir oleh Israel.
Insinyur pertanian Inas Al-Ghoul mampu menciptakan alat penyulingan tenaga surya yang mampu menghilangkan unsur garam. Menurutnya, kebutuhan adalah ibu dari penemuan. Berkat slogan itulah ia mampu menyediakan air bersih yang dibutuhkan para pengungsi Gaza.
(Foto: Jaringan Berita Doc Palestine)
“Saya Enas Al-Ghoul, saya seorang insinyur pertanian yang bekerja di Kementerian Pertanian,” ujarnya pada Selasa (28/10/2024), dilansir dari Palestine News Network.
Alat ini bekerja dengan prinsip sederhana, namun menawarkan solusi desalinasi di tengah krisis air yang semakin parah di Jalur Gaza, yang diperburuk oleh konflik dan berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat Palestina.
Situasi ini membuat akses air bersih untuk minum, memasak, dan kebutuhan sehari-hari menjadi sulit. Meski kondisi keamanan, perekonomian, dan kehidupan di Jalur Gaza sangat mengkhawatirkan, termasuk terbatasnya bahan baku, Al-Ghoul mampu memanfaatkan bahan daur ulang untuk membuat alat ini.
Dengan menggunakan kayu, pecahan kaca, kulit, dan terpal yang tersedia, ia merancang penyulingan bertenaga surya.
Menurut Al-Ghoul, prinsip pengoperasian alat tersebut adalah penguapan air dan kondensasi ulang. Alat ini juga dilengkapi dengan karbon aktif yang dihubungkan dengan saluran air, yang dapat menyaring kotoran, kalsium, garam dan kotoran lainnya.
Air yang dihasilkan tata surya ini masih melalui dua tahap yaitu penyaringan dan pencegahan sebelum disimpan dalam tangki berukuran 250 cm yang dilengkapi dengan pelampung yang secara otomatis menghentikan penyulingan ketika tangki sudah penuh.
Al-Ghoul menekankan bahwa setelah menyelesaikan proses ini, perangkat tersebut menghasilkan 100% air minum murni. Ia juga menyoroti keunggulan alat ini dalam hal portabilitas dan kemudahan penggunaan, karena komponennya mudah diperoleh dari bahan daur ulang. Alat ini dapat dipasang di berbagai tempat seperti shelter, sekolah, dan rooftop serta mampu menjangkau area seluas 7 hingga 20 meter, sesuai dengan kebutuhan dan ruangan yang tersedia.
(Foto: Jaringan Berita Doc Palestine)
Al-Ghoul menyerukan organisasi terkait dan aktivis sosial untuk mendukung proyeknya di seluruh Jalur Gaza. Ia juga menegaskan, krisis air yang terjadi saat ini sangat diperlukan warga dan pengungsi, terutama karena rusaknya instalasi pengolahan air akibat serangan Israel. Stasiun-stasiun yang masih beroperasi memiliki kapasitas terbatas. Tingginya biaya administrasi dan kendala transportasi memperburuk kesulitan akses bagi masyarakat di daerah terpencil.