Dengan sisa lima putaran, siapakah juara dunia MotoGP 2024? Simak ulasan Laporan Khusus Okezone minggu ini!
MotoGP 2024 telah memasuki seri ke-16, balapan bertajuk MotoGP Jepang 2024 akan digelar di Sirkuit Twin Ring Motegi, Motegi, 4-6 Oktober.
Hingga MotoGP Mandalika 2024 pekan lalu, Jorge Martin masih menduduki puncak klasemen. Rider tim Pramac Ducati itu mengoleksi 372 poin dari 15 seri yang diikutinya.
Francesco Bagnaia tertahan di posisi kedua. Juara bertahan dunia itu mengoleksi 357 poin atau tertinggal 15 poin dari Martinator.
Dengan Poin Maksimal 173, Siapakah Juara Dunia MotoGP 2024? Tentu saja nama kedua pelari tersebut merupakan kandidat terkuat.
Situasinya justru sebaliknya
GP Mandalika (GP Indonesia) menjadi titik balik perburuan gelar juara dunia MotoGP 2023 saat itu, Bagnaia merebut posisi teratas dari Martin usai meraih kemenangan di Lombok.
Menjelang seri ke-16 musim lalu, MotoGP Australia 2023, pebalap Ducati Lenovo itu mengumpulkan 346 poin.
Kali ini, segalanya berubah! Bagnaia berada di posisi kedua dengan selisih 15 poin. Dari segi pengumpulan angka, pembalap Italia itu juga terpaut jauh dari MotoGP 2023.
Di sisi lain, poin Martin meningkat pesat dibandingkan tahun lalu. Ia mendapat 372 poin atau bertambah 54 poin jika menunjukkan posisinya setelah GP Mandalika 2023.
Situasi ini jelas memberikan keuntungan bagi para atlet Spanyol. Dia hanya membutuhkan pukulan beruntun untuk finis di depan Bagnaia untuk meraih gelar dunia pertamanya.
Peluang Bagnaia
Tak ayal, anak didik Valentino Rossi berpeluang besar menjadi juara dunia. Selisih 15 poin bisa hilang dalam satu pekan balapan jika Martin kurang beruntung.
Ingat, pekan balapan MotoGP dibagi menjadi dua, yaitu Sprint Race dan Race (balapan utama). Perlombaan Sprint yang diadakan pada hari Sabtu memberikan pemenangnya 12 poin, sedangkan pemenang lomba mendapat 25 poin.
Oleh karena itu, jika Anda gagal finis di Sprint atau Race, keunggulan Anda bisa langsung hilang. Pengalaman serupa didapat Martin di poin-poin penting musim lalu, seperti Indonesia dan Valencia.
Bagnaia pasti sudah mengetahuinya. Dia mendapat angin setidaknya dua kali saat mengejar posisi pemimpin. Padahal, di tahun 2022 ini, selisih kejaran poin dari Fabio Quartararo sangat besar.
Perlu diketahui juga, status Bagnaia sebagai juara dunia membuat dirinya bisa tampil tenang. Setidaknya ia sudah mencicipi manisnya sampanye kejuaraan, bahkan sempat meragukannya dengan meraih gelar juara dunia berturut-turut pertama sejak Marc Marquez pada 2018 hingga 2019.
Martin cerdas
Pria asal Madrid itu pasti mendapat pelajaran yang sangat mahal di MotoGP 2023. Pemimpin besar klasemen akhir itu harus pupus di seri terakhir.
Tahun lalu, masalah mental diyakini menjadi kendala bagi Martin. Sebab, baru kali ini sang atlet langsung mengikuti perebutan gelar di kelas satu.
Alhasil, Martin kerap mengambil keputusan gegabah dan berlari terlalu cepat hingga melakukan kesalahan. Hal tersebut sangat terlihat di MotoGP Mandalika 2023.
Martin yang unggul 3 detik memang harus terjatuh karena ingin tetap melaju kencang. Hal ini justru menjadi bumerang.
Tentu saja pengalaman menyakitkan tersebut bisa menjadi pelajaran penting baginya. Menjaga ritme balapan dan meraih poin sebanyak-banyaknya menjadi kunci meraih gelar juara dunia.
Balapan nomor 1
Dengan lima ronde tersisa, Martin memiliki peluang terbaik untuk menjadi juara dunia. Dia tidak perlu memenangkan setiap balapan. Anda hanya harus finis lebih baik dari Bagnaia di setiap pekan balapan.
Semangat kompetitifnya akan membuat Martin selalu ingin menang. Tapi ingat, ada semangat besar yang menantinya kali ini, yakni menjadi juara dunia.
Kendali ada di tangan juara dunia Moto3 2018 itu. Sebisa mungkin Martin harus mengendalikan keinginan mengejar rekor, menunjukkan kecepatan, dan memenangkan setiap balapan.
Sebab, tekanan sebenarnya ada di pundak Bagnaia. Ingat, pria kelahiran Turin itu berstatus juara bertahan sekaligus pebalap tim pabrikan Ducati Lenovo.
Ducati Corse tentu tak ingin Martin menjadi juara dunia yang akan pindah ke Aprilia di MotoGP 2025. Tekanan di pundak Bagnaia pun kian bertambah.
Martin harus memahami situasi ini dan memanfaatkannya dengan baik. Tanpa beban dan sikap tenang di lima ronde tersisa, kesuksesan akan menghampirinya.