Tbilisi – Georgia adalah negara lintas benua yang terletak di antara Eropa Timur dan Asia Barat. Negara seluas 69.700 kilometer persegi ini berbatasan dengan Laut Hitam di barat, Rusia di utara dan timur laut, Turki di barat daya, Armenia di selatan, dan Azerbaijan di tenggara.
Negara yang beribukota di Tbilisi ini merupakan negara demokrasi perwakilan dengan sistem pemerintahan republik parlementer kesatuan. Menurut situs resmi AS. Populasi Georgia adalah 3,7 juta, dengan lebih dari sepertiga penduduknya tinggal di Tbilisi, ibu kota dan kota terbesar, menurut data tahun 2021 dari Kementerian Negara Statistik Georgia.
Bahasa resmi yang digunakan warga adalah bahasa Georgia, juga dikenal sebagai Kartveli. Menurut Wikipedia, mayoritas penduduk Georgia beragama Kristen Ortodoks Timur dan menganut Gereja Ortodoks Georgia. Menurut data sensus Georgia tahun 2014, penganut agama ini berjumlah 83,4% dari jumlah penduduk.
Beberapa bagian penduduk Georgia juga menganut agama minoritas. Artinya, 10,7% umat Islam, 2,9% umat Kristen Armenia, dan 0,5% umat Katolik Roma. Menurut sensus, 0,7% penduduk Georgia menganut agama lain, dan 1,2% lainnya menyangkal atau tidak menyatakan agamanya. Ada juga yang mengaku tidak beragama, tepatnya 0,5%.
Tentu saja, jika menyangkut kebebasan beragama, Konstitusi Georgia memberikan kebebasan kepada penduduknya untuk memilih keyakinannya sendiri. Namun, masih banyak laporan mengenai perlakuan diskriminatif terhadap kelompok agama minoritas.
Hal ini sudah berkali-kali terjadi pada warga etnis Georgia yang menganut agama Islam. Menurut Al Jazeera, tindakan penindasan terhadap etnis minoritas sering terjadi di wilayah barat daya Adjara, tempat tinggal sekitar 30% warga Georgia yang beragama Islam. Penindasan yang mereka alami berkisar dari ejekan hingga tidak diperbolehkan membangun masjid.