Agama Warga Negara Guinea dan Jumlah Pengikutnya

BISSAU – Guinea yang secara resmi dikenal dengan nama Republik Guinea-Bissau merupakan sebuah negara yang terletak di benua Afrika, tepatnya di Afrika Barat. Luas wilayahnya 36.125 kilometer persegi dan berbatasan dengan Senegal di utara dan Guinea di tenggara.

Bahasa resmi masyarakat Guinea adalah bahasa Kreol Portugis. Menurut Wikipedia, sebuah penelitian pada tahun 2012 menemukan bahwa 54% penduduk Guinea menggunakan bahasa Kreol sebagai bahasa pertama mereka, dan sekitar 40% menggunakan bahasa Kreol sebagai bahasa kedua. Bahasa lain yang digunakan oleh masyarakat Guinea adalah bahasa Portugis, dengan hanya 2% penduduknya menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa utama mereka.

Mayoritas penduduk negara ini menganut agama Islam, selebihnya beragama Kristen atau agama rakyat. Menurut CIA World Factbook 2020, populasi Guinea adalah 46,1% Muslim. Sementara itu, yang menganut agama rakyat sebanyak 30,6%, dan beragama Kristen sebanyak 18,9%. 4,4% sisanya tidak menganut agama apa pun.

Beberapa orang Guinea menganut bentuk sinkretis Islam dan Kristen, menggabungkan praktik mereka dengan kepercayaan tradisional Afrika.

Wilayah utara dan timur Guinea mayoritas penduduknya beragama Islam, sedangkan wilayah selatan dan pesisir Guinea mayoritas penduduknya beragama Kristen. Gereja Katolik Roma mengklaim sebagian besar komunitas Kristen di Guinea.

Mengutip AS dalam laporannya tahun 2021 tentang kebebasan beragama internasional, Departemen Luar Negeri mencatat bahwa meskipun para pemimpin komunitas percaya bahwa komunitas agama di Guinea hidup damai dan toleran satu sama lain, ada kekhawatiran tentang kebangkitan fundamentalisme agama di negara tersebut.

Salah satu insiden yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas Kristen adalah penghancuran sebuah gereja Katolik pada Juli 2022 di wilayah Muslim Gabu, tempat ekstremisme Islam diyakini telah menyusup ke negara tersebut. Namun setelahnya, tidak ada lagi kejadian serupa yang mampu menimbulkan kekhawatiran akan kehadiran ekstremis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *