Aji Santoso Akui Hadirnya Pesepakbola Naturalisasi Tingkatkan Kualitas dan Mental Pemain Lokal

MALANG – Pemain legendaris Tim Nasional (Timnas) Indonesia sekaligus pelatih Aji Santoso menyambut baik program naturalisasi yang tengah dilakukan PSSI. Sebab, menurutnya, pemain natural mampu meningkatkan kualitas pemain lokal, seperti yang terlihat di timnas U-23 dan senior Indonesia.

Pratama Arhan dan Marcelino Ferdinand menjadi dua nama pemain dalam negeri yang merumput di luar negeri dalam skuad pemain yang diperkenalkan pelatih Shin Tae-yong ke timnas Indonesia U023. Sedangkan Justin Hubner, Nathan Tjo-a-on, Evan Jenner, dan Raphael Strick merupakan pemain lawas yang bermain di luar negeri.

Secara keseluruhan, penampilan mereka menonjol dibandingkan pemain lainnya. Performa dan kemampuan pemain sepak bola asal alam dapat mempengaruhi tim.

Mantan pelatih Timnas Indonesia Aji Santoso mengakui kualitas pemain alami yang didatangkan Shin Tae-yong ke dalam skuad. Mau tak mau, jika ada yang mengkritisi kebijakan naturalisasi, ia langsung mengutarakannya.

“Jujur saya sampaikan mental pemain lokal kita terangkat karena pemain-pemainnya berkualitas,” kata Aji Santoso yang ditemui MPI di Stadion Gajayana Kota Malang usai laga Top 80, Jumat (10/) pada lanjutan Liga 3 Nasional. .5) /2024).

Bagi Aji, kualitas dan mental pemain normal sedikit di atas pemain lokal. Ketenangan dan pengaruh pemain melalui keturunan sangat terlihat terutama saat menghadapi tim kuat seperti Korea Selatan, Uzbekistan, dan Irak.

Hal ini meningkatkan performa pemain lokal termasuk pemain lokal yang bermain di luar negeri. Meski kalah dari Uzbekistan dan Irak, kenormalan pemain seperti Nathan Tjo-a-on dan Justin Hubner secara keseluruhan masih terasa.

“Pemain bawaannya memang berkualitas, jadi pemain lebih percaya diri. Meski kemarin kalah di Piala Asia, pemain tidak grogi, tidak gugup, tidak takut. Mereka bermain bebas karena percaya diri. Bagus. ,” lanjut Aji Santoso.

Sebagai pelatih, Aji pun yakin pria yang mengisi jajaran pemain Timnas Indonesia U-23 itu bisa menjadi pemain di masa depan. Bukan hanya dari Shin Tae-yong, tapi juga dari sisi tugas para pemangku kepentingan dalam sistem sepak bola Indonesia, terlihat banyak kekurangan yang perlu diwaspadai oleh pelatih.

“Kalau ada kekurangan, itu tugas pelatih, pelatih mencari atau mengeluarkan pemain berbakat. Kalau progresnya bagus, hargai juga. Ini pertama kalinya Indonesia U-23 juara. Semifinal Piala AFC, atau Bagaimana?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *