Alasan Platform Digital Lebih Disukai dari Bioskop, Ternyata dalam Teori Komunikasi Ada Jawabannya

Pengarang:

Fezih fakhrunnisa

Mahasiswa Universitas Pembangunan Veteran Nasional (UPNVJ) Jakarta

Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2024.

Revolusi Industri Memasuki era 4.0, teknologi semakin canggih dan meluas. Tentu banyak kelebihan dan kekurangannya.

Dunia sepertinya semakin memudahkan kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya seperti streaming atau streaming dari rumah, Anda hanya memerlukan WiFi atau akses data saja. Kalaupun ingin menonton, cukup mendaftar sebagai pengguna konten streaming, misalnya di platform digital. Mereka bisa menonton ratusan film yang ada sepuasnya. Tentu saja lebih hemat, tanpa mengeluarkan biaya dan biaya, jika pergi ke bioskop.

Hal serupa juga dibahas dalam artikel Tsakifa Farhana Walidaini, dalam penelitian Igak Satraya Wibawa S SOS MCA PhD, Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangya (UNAIR) tahun 2021. Hasilnya Riset tersebut mengungkap adanya kecenderungan penonton Indonesia di kota-kota besar beralih ke layanan streaming.

Selain itu, artikel Cindy Mutia Annur menyebutkan survei yang dilakukan di 11 kota besar di Indonesia pada Juli 2022 mengungkapkan bahwa masyarakat kelas atas mendominasi audiens di platform digital. Pasalnya, tujuan utama para pengguna aplikasi platform digital adalah mendapatkan informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya dari film yang ditontonnya.

Menarik untuk mengetahui Teori Uses and Pleasures (teori yang didasarkan pada kegunaan dan kesenangan) dalam kaitannya dengan fenomena tersebut.

Herbert Blumer dan Elihu Katz pertama kali mengemukakan teori ini pada tahun 1974. Ia menjelaskannya dalam buku “The Use on Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research”. Teori ini menyatakan bahwa pengguna media atau pemirsa berperan aktif dalam memilih media yang akan mereka gunakan. mencari tahu sumber media mana yang paling berguna untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan memilih menonton tayangan atau siaran di platform digital, masyarakat Indonesia dinilai menghemat biaya atau menghemat pengeluaran. Mereka bisa bersantai di rumah bersama keluarga, pasangan, anak-anak, tanpa harus memikirkan menghadapi kemacetan, terburu-buru waktu dan kehilangan kenyamanan keluarga. Selain itu, dengan memilih platform media digital sebagai home streaming, Anda dapat meningkatkan kualitas waktu berkualitas bersama keluarga dengan memilih film terbaik untuk ditonton selama seminggu di rumah.

Berbeda dengan teori peluru. Teori ini menekankan pada sudut pandang manusia dalam memandang media massa. Artinya masyarakat mempunyai otonomi dan wewenang untuk berinteraksi dengan media. Dalam teori ini, pengguna media memiliki kebebasan untuk memutuskan dampak apa yang akan ditimbulkan media terhadap mereka ketika mereka menggunakan media tersebut.

Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kehidupan kita. Namun hal tersebut dapat kita coba atasi dengan memperdalam pemahaman kita terhadap proses interaksi manusia dengan media, yaitu menggunakan media berdasarkan kegunaannya (uses), guna mengontrol atau memilih kesenangan yang diberikannya (pleasure). ) .

Disclaimer: Artikel ini merupakan pendapat salah satu kolumnis, tidak mewakili posisi tim redaksi newfictionwriters.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *