Alumni SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Gelar Baksos di Sumba

JAKARTA – Siswa SMA Stella Duce 1 Yogyakarta yang tergabung dalam Sisters Forever ’89 berkolaborasi dengan Smile Train Indonesia melaksanakan acara sosial Smile for Sumba dengan operasi bibir dan mulut sumbing untuk 19 orang. Terdapat 19 penderita bibir sumbing, 8 laki-laki dan 11 perempuan berusia 4 bulan hingga 20 tahun yang berasal dari 4 kabupaten yaitu Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Selama 3 kali bakti sosial digelar, 93 orang dioperasi secara gratis.

Operasi bibir sumbing dan mulut ini akan dilakukan pada tanggal 13 hingga 15 Juni 2024 di RS Karitas Weetebula, Sumba Barat Daya. Dalam melaksanakan program ini, Smile Train Indonesia mengikutsertakan tim medis dari Anugerah Sentosa Association dan dibantu oleh KAREKA Sumba, YKBH Sarneli dan Emily 07. Pelayanan ini telah diselenggarakan selama 3 tahun berturut-turut. Ini merupakan acara sosial untuk membantu anak-anak dan warga penderita masalah bibir sumbing agar bisa kembali normal, tersenyum dan percaya diri.

“Bagi ketiga kalinya bakti sosial ini kami lakukan sebagai wujud kepedulian kami terhadap anak-anak dari keluarga kurang mampu yang sedang berjuang mendapatkan kesehatan, agar bisa tersenyum kembali melalui operasi bibir sumbing. Untuk 3 kali acara gratis,” ungkap ketua pelaksana. panitia penyelenggara bakti sosial Sumba, Maya Wijaya, pada Sabtu (15/6/2024).

Sementara itu, Direktur Program Smile Train Indonesia, Ruth Monalisa menyambut baik acara ini.

“Kami sangat mengapresiasi acara ini. Karena peningkatan kondisi kesehatan melalui operasi bibir sumbing dan langit-langit mulut dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak dan warga yang mengidapnya. Mereka bisa berbicara, makan, dan bernapas lebih baik serta lebih percaya diri,” ujarnya.

Operasi bibir sumbing yang dipimpin oleh dr Agus Santoso Budi SpBp, 9 dokter serta dokter lain dari Anugerah Sentosa Association dan relawan berjalan lancar. Setelah satu hari tahap pemantauan pasca operasi, pasien diperbolehkan pulang dan pemantauan proses penyembuhan dilanjutkan selama perawatan di rumah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *