Jakarta – Pemerintah Polandia melarang pemberian pekerjaan rumah (PR) di sekolah. Perubahan ini terjadi di tengah diskusi tentang perlunya modernisasi sistem pendidikan Polandia.
Kritikus mengatakan sistem saat ini terlalu menekankan pembelajaran. dan tidak cukup menekankan pemikiran kritis dan kreativitas
Ola Kozak, seorang anak di Polandia, sangat senang dengan keputusan ini. Seorang gadis yang menyukai musik dan menggambar. Semoga ada lebih banyak waktu luang untuk menekuni hobinya. Setelah pemerintah Polandia memberlakukan batasan ketat terhadap jumlah pekerjaan rumah (PR) yang boleh dikerjakan sekolah.
Siswa kelas lima berusia 11 tahun ini tinggal di pinggiran kota Warsawa bersama orang tua dan adik laki-lakinya.
“Saya senang karena saat ini pekerjaan rumahnya terbatas. Saya tidak begitu menyukainya. Di pagi hari, sebagian besar teman sekelas saya menyalin dari orang-orang yang sudah mengerjakan pekerjaan rumahnya. Bahkan ada yang menyalin dari internet, jadi tidak masuk akal,” ujarnya, seperti dikutip VOA Indonesia pada Jumat, 4/12/2024.
Pemerintahan Perdana Menteri Donald Tusk melarang pekerjaan rumah bulan ini Hal ini terjadi di tengah perdebatan luas mengenai perlunya memodernisasi sistem pendidikan Polandia. Kritikus mengatakan terlalu banyak penekanan pada pembelajaran dan pekerjaan rumah. Dan pemikiran kritis dan kreativitas saja tidak cukup.
Dari keputusan ini Guru tidak lagi memberikan pekerjaan rumah kepada anak-anak dari kelompok satu hingga tiga.
Di kelas 4-8, pekerjaan rumah bersifat opsional dan tidak diperhitungkan dalam nilai akhir.
Tidak semua orang menyukai perubahan ini. Bahkan orang tua Ola punya pendapat berbeda.
Magda Kozak, orang tua siswa ini Akui bahwa dia tidak bahagia Karena pekerjaan rumah adalah cara untuk mengkonsolidasikan apa yang telah dipelajarinya.
“Ini membantu anak-anak. Realisasikan apa yang sebenarnya mereka pelajari di sekolah,” ujarnya.
Perdebatan mengenai jumlah pekerjaan rumah yang tepat adalah hal biasa di seluruh dunia. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan sedikit manfaat pekerjaan rumah bagi siswa muda. Namun para ahli lainnya Pekerjaan rumah tersebut dapat membantu mereka belajar bagaimana mengembangkan kebiasaan belajar dan pola pikir akademis.
Sistem pendidikan Polandia telah menyelesaikan banyak konflik. Hampir setiap eksekutif baru mencoba melakukan perubahan. Hal ini menurut banyak guru dan orang tua membuat mereka bingung dan putus asa.
Sementara itu, Sławomir Bonierz, presiden Persatuan Guru Polandia, mengatakan bahwa meskipun dia menyadari perlunya meringankan beban siswa, Namun peraturan pekerjaan rumah yang baru juga merupakan contoh perubahan yang diterapkan dari atas tanpa konsultasi yang memadai dengan para pendidik.
“Secara umum, Guru mengira ini berjalan terlalu cepat. Terlalu terburu-buru Terlalu sedikit pembicaraan. dan terlalu sedikit konsultasi “Secara politis, ini perlu, dan ya, itu perlu dilakukan. Tapi sepertinya perlu ada pembicaraan dengan guru dulu,” ujarnya.
Bronierz berpendapat bahwa menghapuskan pekerjaan rumah dapat memperlebar kesenjangan pendidikan antara anak-anak yang mendapat dukungan baik di rumah dan anak-anak dari keluarga miskin yang kurang mendapat dukungan. Sebaliknya, dia meminta pemerintah melakukan perubahan kurikulum yang lebih luas.