Anang Hermansyah dan Ashanty Ternyata Sengaja Berhenti Bawakan Lagu Rindu Ini di SUGBK

JAKARTA – Anang Hermansya dan Ashanti akhirnya buka suara usai memukau penonton pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia vs Filipina di Stadion Utama Kelora Bung Karno pada 11 Juni lalu.

Diketahui, usai tim Garuda menjuarai kompetisi tersebut, anggota Anang & Friends, Ashanti, Anang, dan tiga penyanyi membawakan lagu Kapyar-Kapyar karangan Anang dan Rindu Ini Dari Varna.

Sebelum menyelesaikan lagu Rindu Ini, mereka dimarahi penonton GBK karena dianggap merusak hajatan bangsa Indonesia.

Anang dan Ashanti berbagi kebenaran tentang ditinggalkannya mereka secara tiba-tiba. Bukan dewan yang membatasi kinerjanya saat itu. Namun mereka sendiri yang menyuruhnya berhenti.

Nyatanya, Anang dan kawan-kawan mengurungkan niat Rindu bernyanyi.

“Kabar lagu kami direkam tidak benar. Bahkan setelah lagu pertama Kepiar Kepiar dirilis, kami meminta mereka menghentikan lagu kedua,” bunyi pernyataan @anang Hijau dan @ashanty_ash. Rabu, 12 Juni 2024.

Namun, mereka mengikuti instruksi grup untuk terus bernyanyi. Mereka meminta saya untuk berhenti di tengah-tengah lagu.

“Tapi tim juga mempersiapkan acaranya dan sesuai kesepakatan, mereka melanjutkan sesuai isi acara dan yang minus terus bermain dan akhirnya kami kembali beberapa kali untuk menghentikan mereka, akhirnya kami kembali. Saya minta tim HT berhenti,” jelasnya.

Anang dan Ashanti merasa situasi sudah tidak harmonis lagi dan lagu yang dibawakan sepertinya tidak menimbulkan rasa bahagia dari para pemain dan penonton di studio.

Jadi kami tidak dipecat, kami minta berhenti karena udaranya tidak bisa kami lihat, cepat, katanya.

Anang dan Ashanti memang merasa belum banyak mengetahui posisi pemain yang sudah ada di sekitar lapangan. Sesuai tradisi, mereka menyanyikan Tanah Airku atau Indonesia Pusaka bersama penonton di kawasan SUGBK.

Namun Anang dan Ashanti menyadari kesalahannya karena tidak mengetahui budaya atau tradisi saat tim berlaga di Tanah Air.

“Kami berharap para pemain diberitahu atau diberi pengarahan ketika berada di area tersebut dan saat ini kesalahan kami membaca budaya dan apa yang harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *