AS Hadiahkan Israel Dana Kontroversial Rp422 Triliun Atas Genosida di Gaza

TEHERAN – Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) menyetujui paket bantuan luar negeri yang besar pada Sabtu (20 April 2024). Ini termasuk pendanaan kontroversial sebesar $26 miliar (Rs 422 triliun) untuk pendudukan Israel meskipun terjadi genosida di Gaza.

Rancangan Undang-undang (RUU) tersebut mendapat dukungan di Senat yang dikuasai Partai Demokrat, yang diperkirakan akan disahkan dengan mudah dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Joe Biden dalam beberapa hari.

Salah satu ketentuan dalam RUU tersebut adalah militer Israel akan menerima sekitar $14 miliar, termasuk $3,5 miliar untuk membeli sistem senjata canggih.

Menurut Tehran Times, hingga $4,4 miliar telah dialokasikan bagi militer Israel untuk menerima pasokan militer lainnya dan layanan militer AS.

$5,2 miliar kemudian dialokasikan untuk mengisi kembali sistem roket dan rudal Israel.

Terdapat ketentuan-ketentuan yang memfasilitasi pemindahan amunisi AS yang disimpan di negara-negara ketiga kepada pasukan Israel dan operasi militer AS di wilayah tersebut.

Tambahan $1 miliar akan dihabiskan untuk meningkatkan produksi senjata militer Israel sendiri.

Selain itu, undang-undang bantuan Israel yang tidak jelas mencakup $9,2 miliar untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan di zona perang.

Bantuan kemanusiaan ini harus menyasar zona perang di seluruh dunia, termasuk Haiti, Sudan, dan Jalur Gaza.

Namun paket tersebut mencakup larangan pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), badan PBB yang bertanggung jawab atas bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar di Jalur Gaza.

Sekitar 20 anggota DPR mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam dukungan militer terhadap rezim pendudukan Israel.

“Kebanyakan orang Amerika tidak ingin pemerintah kami memberikan cek kosong untuk melanjutkan perang Perdana Menteri Netanyahu di Gaza,” kata mereka.

Karena UNRWA dilarang menerima dana dari Amerika Serikat, pasukan pendudukan Israel diperkirakan akan terus mengontrol semua pasokan yang masuk ke Jalur Gaza.

Pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa upaya Israel untuk meningkatkan akses bantuan ke Gaza terbatas dan terkadang sama sekali tidak efektif.

“Langkah besar ke depan dalam bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza diperlukan untuk mencegah kelaparan dan kematian akibat penyakit yang dapat dihindari,” katanya.

Kelaparan terjadi di beberapa wilayah Gaza, yang diperparah dengan kurangnya tempat berlindung, obat-obatan dan air bersih. Ketika perang genosida Israel memasuki bulan ketujuh, hampir semua orang di wilayah tersebut kini bergantung pada makanan sumbangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *