Awas, Asal Cabut Bulu Ketiak Bisa Picu Munculnya Bisul

Kebanyakan orang, terutama wanita, terlihat lebih percaya diri jika tidak memiliki bulu ketiak. Oleh karena itu, tak jarang mereka memilih mencabut bulu ketiaknya untuk dicukur.

Meski waxing merupakan salah satu alat cukur, namun mencabutnya dinilai lebih efektif untuk menghilangkan bulu hingga ke akarnya. Namun ternyata rambut patah bisa menyebabkan luka atau bisul.

Dokter dan produsen peralatan medis, Dr. Nadia Aledras menjelaskan, benjolan di ketiak bisa terjadi karena infeksi kulit, kista, dan rambut yang tumbuh ke dalam.

“Sebenarnya benjolan di ketiak bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari infeksi kulit, kista, atau rambut tumbuh ke dalam atau yang dikenal dengan istilah ingrown hair,” jelas dr. Nadia dikutip dari postingan di akun Instagramnya @nadialaydrus.

Bukan hanya mencabut bulu ketiak saja yang bisa menyebabkan bisul atau infeksi lainnya, mencukur bulu ketiak juga bisa memicu bisul jika tidak hati-hati.

Ph.D. Nadia menemukan, luka atau bisul pada ketiak biasanya disebabkan oleh bakteri strep atau staph yang menginfeksi ketiak setelah dipotong atau dicukur.

“Infeksi jenis ini biasanya disebabkan oleh bakteri strep atau staph yang menginfeksi area setelah mencukur atau menghilangkan bulu,” ujarnya.

Namun demikian, Dr. Nadia menegaskan, mencukur atau memotong ketiak diperbolehkan. Namun, Anda harus memastikan alat atau pencukur bulu tersebut steril dan tidak digunakan bersama orang lain.

“Sebenarnya apa saja boleh, asal bersih, kalau bisa steril. “Jadi, jika memungkinkan berhati-hatilah untuk tidak berbagi alat cukur atau penghilang bulu dengan orang lain,” kata dr. Nadia

Selain itu, bagi Anda yang suka mencukur bulu ketiak, sebaiknya mencukur bulu ketiak searah dengan tumbuhnya rambut. Pastikan juga pisau cukurnya masih tajam.

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko luka bakar akibat gesekan berlebihan. Jika muncul luka, segera oleskan salep antibiotik dan jangan gunakan deodoran hingga luka sembuh.

“Jika lukanya terinfeksi, segera oleskan salep antibiotik dan untuk saat ini jangan menggunakan deodoran atau antiperspiran,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *