Bangun Tanggul Laut Banten-Ancol, RI Gandeng China

JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjajaki peluang kerja sama dengan Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) China untuk membangun pemecah gelombang dan berbagai jenis struktur tanggul laut.

Tim dari Korea Selatan, Belanda dan Kementerian PUPR akan meninjau data desain awal dan studi yang tersedia untuk rencana pembangunan tanggul laut di lepas pantai Banten-Ankol, kata NHRI.

Menteri Basuki menekankan pentingnya membangun model fisik kesehatan laut dengan menggunakan Laboratorium Sumber Daya Air di Bandung dan Laboratorium Pesisir di Bali Utara.

“Itu transfer ilmu dari China ke Indonesia. Skema pembiayaannya menggunakan skema pinjaman,” kata Basuki.

Pemecah gelombang tradisional biasanya terbuat dari pecahan batu akibat letusan gunung, pembangunannya memakan waktu lama, dan rentan terhadap kerusakan akibat badai. NHRI telah mengembangkan inovasi baru berupa pemecah gelombang berbentuk caisson, dengan struktur atas berbentuk angka delapan dan bagian bawah berbentuk elips, yang dapat dipasang sangat dalam di dalam tanah.

Penemuan ini dilaksanakan di wilayah sepanjang 27 kilometer di Provinsi Jiangsu, Tiongkok. Inovasi baru ini berbobot berat dan lebih tahan terhadap gelombang sehingga menghasilkan waktu konstruksi tiga kali lebih cepat dan penghematan biaya hingga 30%. Selain sebagai pemecah ombak, bangunan ini juga berguna untuk konservasi sungai dan sedang dikembangkan untuk kincir angin.

Insinyur Utama Ahli Kementerian PUPR Ari Setiadi mengatakan, pesisir utara Jawa menghadapi ancaman genangan pantai dengan laju penurunan tanah 15-16 sentimeter per tahun dan permasalahan tanah lunak yang cukup signifikan.

Saat ini sedang dilakukan echosounding sepanjang 22 km dari Bekasi hingga Tangerang untuk data batimetri dan penelitian tanah untuk membuat kolom laut, kata Eri.

“Proyek ini dirancang secara terpadu dengan tembok laut yang berfungsi ganda sebagai jalan raya dan bendungan muara untuk menampung air bersih guna mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Namun sanitasi masyarakat perlu ditingkatkan terlebih dahulu karena terdapat 13 sungai yang mengalir melalui jalan tersebut. kawasan agar tanggul tidak menjadi septic tank,” pungkas Ari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *