Beri Kuliah Umum di MNC University, Anindya Bakrie Paparkan Soft Skill 5C

JAKARTA – Presiden Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakri memberikan pidato publik di MNC University. Dalam acara tersebut beliau menjelaskan prinsip-prinsip 5C yang sangat berguna dalam dunia kerja.

Dihadapan ratusan mahasiswa, Anindya mengungkapkan bahwa prinsip 5C merupakan soft skill yang dibutuhkan setiap orang untuk bisa bersaing dan sukses. Dijelaskannya, 5C tersebut meliputi kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan karakter.

“Kreativitas tentu sangat penting. Kemudian kita harus berpikir positif, jadi kita harus bisa berpikir kritis, bukan negatif. Dan kemudian kita harus bisa berkomunikasi. Kebanyakan orang pintar, tapi mereka bisa. Jangan bicara omong kosong, baru bisa berkarya dan pada akhirnya harus berkarakter,’ ujarnya di iNews Tower Conference Hall, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).

Anindya juga mengatakan, selain perlunya moral dan etika, karakter yang tinggi adalah kunci kesuksesan. Ia mencontohkan kegigihan petenis Swiss Roger Federer yang meski beberapa kali terjatuh, ia bangkit dan naik ke posisi nomor satu dunia.

“Pernahkah Anda mendengar tentang Roger Federer? Petenis Swiss itu luar biasa. Dia bilang dia bisa sangat pandai memenangkan 52 persen dari setiap poin. Jika Anda bangkit dari kejatuhan dan memenangkan 52 persen dari angka tersebut. Jika Anda punya kesempatan , itu tidak akan hilang,” katanya.

Selain menyampaikan semangat pantang menyerah, Anindya menekankan pentingnya etos kerja dalam dunia kerja. Dikatakannya, etos kerja merupakan salah satu faktor penting untuk mengatasi persaingan dunia usaha.

“Jadi etos kerja ini hanya bisa dilakukan, tidak bisa dibicarakan begitu saja. Jadi bagian dari etos kerja itu adalah selalu berpikir untuk berbuat lebih banyak dengan lebih sedikit, menjadi produktif. Sikapnya adalah ingin berbuat lebih banyak dan lebih banyak lagi. , tapi dengan sumber daya yang paling sedikit”, ujarnya.

Selain berpikir produktif, kesuksesan membutuhkan disiplin. Anindya mengatakan, contoh sederhananya adalah penundaan bukanlah suatu kemudahan. Menurut mereka, seseorang tidak hanya menghormati dirinya sendiri, tetapi juga orang lain.

“Bukan hanya milik sendiri (datang terlambat) tapi juga milik orang lain, oleh karena itu tidak ada rasa hormat terhadap orang lain.” Makanya saya mengagumi atlet, karena tidak perlu diajari tepat waktu. . Karena atlet fokus setiap detiknya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *