Biaya Pendidikan Kedokteran di RI Mahal, Setara Harga Mobil Toyota Alphard

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi

“Saya punya informasi. Masya Allah, biaya lembaganya cukup untuk membeli satu Alphard, belum lagi UKT-nya, mungkin dana ratusan juta,” ujarnya saat membuka pertemuan dengan Dede. Pendapat Panitia Kerja Pendanaan Pendidikan (Panja) Komplek Parlemen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Rabu (19/06/2024).

Hal ini, lanjut Dede, merupakan permasalahan yang penting untuk diatasi karena Indonesia membutuhkan dokter.

“Menteri Kesehatan selalu bilang, kita kekurangan dokter, kita menemui jalan buntu.

Selain itu, ia menilai permasalahan pendidikan mahal menjadi salah satu permasalahan yang belum terselesaikan. Bahkan, lanjutnya, masyarakat mulai mempertanyakan apakah amanat pemerintah sebesar 20% anggaran pendapatan dan belanja negara (Litbang) untuk pendidikan sudah dilaksanakan dengan baik atau belum.

“Masalah pembiayaan pendidikan belum terselesaikan. Masyarakat bertanya-tanya ke mana sebenarnya 20% tersebut disalurkan dan untuk apa saja dana tersebut dibelanjakan,” kata Dede.

Oleh karena itu, Dede meminta MES meninjau kembali prioritas anggaran agar biaya pendidikan tinggi tidak membebani mahasiswa dan orang tuanya, baik pendidikan umum maupun kedokteran.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada tiga tantangan penyediaan sumber daya manusia (SDM) kesehatan di Indonesia, yakni kuantitas, distribusi, dan kualitas.

“Rata-rata jumlah dokter global per populasi adalah 1,76 per seribu. Negara maju yang kita inginkan ada lebih dari dua. Dua dari seribu, tiga dari seribu, dan ada pula empat dari seribu,” kata Menteri Kesehatan Budi.

“Rata-rata jumlah dokter global per populasi adalah 1,76 per seribu. Negara maju yang kita inginkan ada lebih dari dua. Dua dari seribu, tiga dari seribu, ada pula empat dari seribu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi pada acara tersebut. Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan di Jakarta, Selasa, kata Antara.

Menurutnya, jumlah dokter per populasi di hampir semua negara miskin atau menengah adalah satu dari seribu. Jadi, kata dia, untuk mencapai tujuan tersebut, rasio dokter Indonesia harus ditingkatkan sebesar 0,5 persen.

Jika jumlah penduduk 280 juta, maka diperlukan 140.000 dokter lagi, dan jika diperlukan produksi tahunan sebanyak 12.000 dokter, maka diperlukan waktu 10 tahun untuk mencapai angka tersebut.

Selain itu, Menkes menyebutkan sekitar 500 Puskesmas di Indonesia belum memiliki dokter. Ia juga mengatakan, fakta bahwa satu dokter bisa bekerja di tiga tempat sekaligus menunjukkan masih adanya kekurangan tenaga medis.

Menurutnya, Indonesia masih kekurangan sekitar 29.000 dokter spesialis. Selain kekurangan tersebut, pendistribusiannya juga sulit karena semua terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *