Bicara Program Naturalisasi Timnas Indonesia, Aji Santoso Ingatkan Pembinaan Usia Muda

Malang – Legenda timnas Indonesia Aji Santoso mengomentari program kewarganegaraan yang saat ini diterapkan PSSI. Sebab kewarganegaraan tersebut merupakan sebuah kesatuan jangka pendek dan membuahkan hasil positif khususnya di timnas U-23 Indonesia.

“Naturalisasi boleh, dan kita tidak boleh menentang naturalisasi, tapi tidak bisa selamanya,” kata Aji Santoso kepada wartawan di kompleks perumahan Taman Sulfat, Kota Malang (28/4/2024).

Bagi Aji, naturalisasi pemain asli yang merumput di luar negeri telah mengubah komposisi timnas Indonesia secara prematur atau dalam waktu singkat. Namun, Aji kembali menegaskan, proses kewarganegaraan ke depan harus dilakukan secara ketat dan selektif.

Karena salah satu cara untuk memperpendek, mempercepat, dan memajukan timnas adalah dengan nasionalisasi, namun karena nasionalisasi sekarang sudah berjalan baik, saya yakin manajemen PSSI sudah memikirkannya, jelas Aji Santoso.

“Di luar negeri ada pemain berdarah Indonesia yang bermain bagus dan diterima, tidak ada masalah, tapi tidak semua pemain yang tergabung di timnas memiliki kewarganegaraan,” imbuhnya.

Mantan pelatih Percebaya dan Persicabo ini menjelaskan, perolehan kewarganegaraan bisa efektif memperkuat komposisi timnas. Meski demikian, ia tetap menegaskan bahwa sistem sepak bola Indonesia ke depan perlu diperbaiki, mulai dari pengembangan pemain muda hingga kompetisi-kompetisi yang sering menimbulkan kontroversi.

“Sampai saat itu, kewarganegaraan harus ditingkatkan. Karena kita tidak mungkin mengambil kewarganegaraan, suatu saat mereka akan memiliki satu atau dua kewarganegaraan. Itu tidak menjadi masalah,” kata pria kelahiran Kepanjen, Provinsi Malang ini.

Menurutnya, kewarganegaraan bisa dilakukan dalam tiga hingga lima tahun ke depan, karena PSSI adalah pemimpin sepak bola di Indonesia, maka hal itu akan memperbaiki sistem sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

 

Namun ia mengingatkan, pengembangan pemain muda membutuhkan waktu dan tidak boleh terlalu lama. Sebab jika pembinaan memakan banyak waktu namun tidak membuahkan hasil, berarti perkembangan aktor lokal tidak positif.

“Ada pemain berdarah Indonesia yang bermain bagus di luar negeri, hal ini tidak menjadi masalah, namun tidak semua pemain yang tergabung di timnas mempunyai kewarganegaraan. Ini tidak sehat untuk kompetisi kita, karena tujuan kompetisi kita adalah untuk menghasilkan pemain. .Untuk menghasilkan pemain berkualitas,” jelasnya.

 Baca juga:

“Tapi (perkembangan pemain muda) tidak bisa bertahan lama, itu kurang bagus. Artinya, perkembangan pemain lokal tidak meningkat signifikan,” tegasnya.

Meski demikian, ia yakin program jangka pendek yang digagas PSSI sejauh ini membuahkan hasil dari hasil yang diraih timnas Indonesia. Hal ini tentunya bisa mendongkrak sepak bola Indonesia dibandingkan sebelumnya.

“Untuk saat ini saya yakin dengan hasil yang diraih timnas, pemain dari berbagai negara akan membuat sepak bola kita sedikit lebih tinggi. Sekarang aturannya pasti berbeda karena kalau suatu negara punya tim nasional, bisa dibilang sudah punya. mencapai level yang hebat. Timnya hebat,” katanya.

“Kadang-kadang kalau di usia muda tidak berinvestasi, tidak bisa. Ini bukan masalah investasi jangka panjang. Mungkin 5 sampai 10 tahun ke depan akan muncul pemain-pemain besar baru, tidak ada masalah, kata Aji Santoso.

Sebagai informasi, Timnas U-23 Indonesia mengalahkan raksasa Korea Selatan dan melaju ke final dengan empat pemain turun temurun. Keempat pemain tersebut adalah Justin Huner dari Cerezo Osaka, Nathan Tjo Aon dari Heerenveen, Belanda, Evan Jenner dari FC U-21, dan Raphael Struck dari Ado Denhaag.

Selain empat nama di kualifikasi Piala Dunia tersebut, ada beberapa nama lain di antaranya Tom Haye, pemain tengah andalan Heerenveen di Eredivisie Belanda, dan Ragnar Oratmangon yang bermain untuk Fortuna Sittard di Eredivisie Belanda.

Berikutnya adalah Jay Edges, yang bermain untuk Venezia, tim Serie B di Liga Italia, dan Sandy Walsh, yang bermain untuk KV Mechelen di Belgia.

Di Piala Asia U-23 Qatar, Indonesia mengalahkan Korea Selatan 11-10 melalui adu penalti untuk lolos ke babak semifinal, Jumat pagi (26/4/2024) dengan hasil imbang 2-2 dalam waktu 120 menit waktu Indonesia. Pada Senin malam (29/4/2024) pukul 21.00 WIB, Indonesia akan bertemu Uzbekistan di babak semifinal Piala Asia.

Uzbekistan sendiri lolos ke babak semifinal setelah Serigala Putih, julukan timnas Uzbekistan, menunjukkan performa tangguh dan mengalahkan juara bertahan Arab Saudi 2-0 pada babak perempat final di Khalifa International Stadium, Jumat malam (26) 4/2024 ). .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *