Bikin Bergidik, Begini Suasana Kota Hantu di Palestina Imbas Kebrutalan Israel

Palestina – Masih belum ada indikasi kapan Israel akan menghentikan kekejamannya di tanah Palestina. Mereka telah membunuh puluhan ribu orang, menghancurkan bangunan, melarang umat Islam beribadah di Masjid Al Aqsa, dan mengubah kota-kota Palestina yang dulunya padat menjadi kota hantu.

Salah satunya adalah Khan Yunis. Terletak di Jalur Gaza bagian selatan dengan luas 54,56 kilometer persegi, kota ini kini menjadi kota mati. Namun sebelumnya, Khan Yunis adalah kota yang berdenyut sepanjang hari. Bahkan di malam hari kota ini penuh dengan lampu redup. Hidup sebagai kota di kota lain.

Namun hal ini, Khan Yunis telah berubah. Staf Save the Children, yang kembali ke kota enam bulan lalu untuk pertama kalinya sejak perang dimulai, menggambarkan bagaimana anak-anak harus bertahan hidup di tengah reruntuhan bangunan. “Sekarang Khan Younis adalah ‘kota hantu’,” kata badan amal tersebut, seperti dikutip MiddlelistMonitor.

Sebelum 7 Oktober, kota di Jalur Gaza selatan ini memiliki populasi lebih dari 200.000 jiwa, termasuk hampir 100.000 anak-anak. Namun kini hanya sedikit anak kecil yang menjaga sisa harta benda mereka atau membawa barang-barang sambil berkeliaran di jalanan mencari air dan perbekalan lainnya.

Sacha Myers, juru bicara Save the Children, menjelaskan bagaimana dia melihat situasi tersebut. “Saya sebenarnya sakit secara fisik – reaksi tubuh saya saat melihat kebrutalan ini, pengabaian terhadap kehidupan manusia.”

Menurut Myers, perang atau konflik membawa kehancuran, namun bangunan masih tertinggal dari kerusakan yang ditimbulkan. Di sini seluruh sudut rusak parah dan bangunan roboh ke tanah.

Bukan satu atau dua jalan, tapi puluhan jalan. Itu ada dimana-mana. “Saya telah berada di banyak zona perang dan zona bencana, namun saya belum pernah berada dalam situasi di mana setiap bangunan sejauh mata memandang hanyalah puing-puing,” kata Myers.

Baca selengkapnya:

Perang tersebut menyebabkan hampir 17 ribu anak menjadi yatim piatu. “Saya terkejut betapa banyak anak yang sendirian,” kata Myers. “Anda sedang berkendara di jalan yang tampak seperti jalan kosong dan tiba-tiba Anda melihat anak-anak keluar dari bawah reruntuhan. Sungguh menakutkan dan menakutkan melihat begitu banyak anak sendirian yang tahu betapa berbahayanya berada di dalam bangunan yang runtuh dan setengah runtuh. ,’ tutupnya. .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *