BNPT Paparkan Objek Vital Kerap Jadi Sasaran Terorisme

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan sertifikasi penerapan standar keamanan minimal sesuai Resolusi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Tahun 2020 Nomor di Jakarta, Selasa. 3 acara pengiriman ke 18 fasilitas vital dan perusahaan transportasi. 2024).

Penyerahan sertifikat ini merupakan bentuk rasa terima kasih BNPT kepada para pengelola fasilitas penting yang strategis, yang mencerminkan peran aktif mereka dalam pencegahan tindak pidana teroris.

“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh pimpinan situs vital strategis yang akan menerima sertifikat pada hari ini,” kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Rowdy Widodo.

Mantan Kepala Badan Perencanaan, Hukum, dan Kemasyarakatan ini menjelaskan, BNPT memberikan informasi mengenai pemasangan sistem keamanan, pengkajian, pemeriksaan, penetapan potensi atau akibat tindak pidana teroris, serta koordinasi hasil pengkajian dan pemeriksaan. kegiatan untuk menerapkan standar keselamatan minimum.

Rowdy Widodo menilai tempat-tempat strategis yang vital kerap menjadi sasaran serangan teroris karena berdampak besar terhadap hajat hidup orang banyak, stabilitas politik, perekonomian, dan stabilitas negara.

“Jika dicermati, tren serangan teroris di tingkat global dan regional tidak hanya ditujukan terhadap masyarakat atau objek publik saja, namun objek-objek vital strategis menjadi salah satu sasaran penyerangannya. Sebab, lokasi vital yang strategis memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan orang banyak, stabilitas politik, perekonomian, dan keberlanjutan nasional, ujarnya.

Deputi 1 BNPT juga menambahkan, tidak hanya aspek fisik, namun juga aspek personel dalam pengelolaan fasilitas penting yang strategis yang dinilai.

“Selain sistem keselamatan, juga dinilai oleh manajer dan petugas yang memiliki tanggung jawab penting terhadap standar keselamatan,” ujarnya.

Kegiatan sertifikasi BNPT ini berharap pengelola fasilitas vital strategis dapat terus meningkatkan kerja sama dan kualitas dalam mencegah aksi kriminal teroris.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Adityavarman mendukung penilaian yang dilakukan BNPT. Menurutnya, ke depan kerja sama di bidang pencegahan terorisme harus lebih ditingkatkan melalui upaya bersama.

“Kedepannya kita akan menjaga tingkat risiko ini pada tingkat yang berkelanjutan dan menguranginya, terutama risiko terorisme radikal yang sangat berbahaya jika terjadi di lingkungan nasional, termasuk kilang minyak sebagai salah satu sektor vital dan strategis nasional. aktiva. benda,” katanya.

Dari 18 fasilitas vital dan transportasi, 12 telah dinilai dan 6 telah menjalani audit keselamatan.

PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pelindo Regional Makassar, PT Angkasa Pura I – Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, PT Angkasa Pura II – Bandara Internasional Radin Inten II termasuk di antara 12 fasilitas vital dan transportasi yang dinilai. , proyek strategis. Kilang Hilir Nasional Tuban, PT PLN Indonesia Power PLTU Labuhan Angin PGU, PT PLN Indonesia Power PLTU Jawa Tengah Adipala OMU, PT Angkasa Pura II – Bandara Chilik Rivut, PT Petikemas Terminal Surabaya, PT Gapura Surya Nusantara, PT PLN Indonesia Power Grati PGU , PT Angkasa Pura I adalah Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

6 Fasilitas Kritis Lolos Audit Keamanan: PT Kilang Pertamino Refinery IV Cilacap, PT Kilang Pertamino Refinery Unit V Balikpapan, PT Kilang Pertamino Refinery Unit III Plaju, PT Kilang Pertamino Refinery Unit II Dumai, PT Kilang Pertamina Refinery Balongpapan Refinery VI dan PT Refinery Kilang Pertamina VII Kasim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *