BNPT Ungkap Sel-Sel Teroris Terus Bekerja di Bawah Permukaan

JAKARTA – Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mengungkap jaringan teroris di Indonesia beroperasi secara tersembunyi meski hingga saat ini belum ada serangan yang dilakukan.

Kata Rycko, Rabu (27/6/2024) saat menghadiri rapat dengan Komisi III DPR di Sansad Bhawan, Senayan, Jakarta.

“Kita harus hati-hati, tidak boleh lengah. Memang di balik permukaan, proses radikalisasi dan kekuatan sel-sel tersebut masih berlangsung,” kata Raiko dalam paparannya.

Ia menjelaskan, ada tiga indikator penggabungan sel-sel teroris yang diyakini sebagai Matahari. Meski tidak ada aksi teroris atau tindakan apa pun, namun jumlah penangkapan pelaku kasus teror mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan indikator pertama.

“Setelah itu penyitaan barang bukti senjata api dan pembuangan senjata, jumlahnya sangat besar. Bahkan, tidak ada satu pun teroris yang tersisa di permukaan,” ujarnya.

Indikator lainnya adalah fundraising atau penggalangan dana dengan memanfaatkan banyak influencer. Menurut mereka, mereka menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan dana tersebut.

“Kita tahu rakyat Indonesia, kita negara yang sangat dermawan, dermawan. Kita mohon sumbangannya untuk mendirikan masjid, musala, bahkan memasang lampu merah di alun-alun dan menghasilkan uang. Gambar gunung meletus, gambar kecelakaan, ada .Orang cacat tahu sebuah kotak dan suatu hari Anda akan datang ke sini dan menaruhnya di masjid. Itu juga membutuhkan uang,” katanya.

“Ini indikatornya. Denus 88 bersama lembaga/perusahaan kementerian kita sudah menetapkan hal ini secara berurutan, yang pada akhirnya mendukung penemuan promosi sel-sel yang dianggap tidak aktif ini untuk merujuk pada tahap kedua,” ujarnya. ditambahkan.

Indikator ketiga adalah proses radikalisasi semakin meningkat di masyarakat Indonesia. Rico mengatakan, sejak tahun 2016, BNPT telah memiliki 30 orang asisten peneliti yang melakukan penelitian di kalangan anak muda, dalam hal ini siswa SMA di kota-kota besar.

“Kita pelajari sejak tahun 2016, terlihat ada peningkatan dalam proses inisiasi di kalangan generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan. Walaupun peningkatan dari tahun 2016 sampai sekarang hanya angka, namun angka tersebut hanya dikalikan dengan angka. Generasi muda kita sangat besar,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *