JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mendukung industri lokal dengan mendirikan Pusat Aksi Penelitian Industri (PKR).
Direktur Utama BRIN Laksana Tri Handoco menegaskan, industri PKR merupakan peluang bagi perusahaan lokal untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan produk baru berbasis riset tanpa memerlukan investasi dan tanpa banyak risiko.
“Ini wujud kehadiran pemerintah melalui BRIN untuk memfasilitasi pengusaha lokal kita,” kata Handoko saat peluncuran kedua program keuangan tersebut, Jumat (21/6/2024).
“Di sisi lain, proyek ini memungkinkan penelitian kolaboratif berdasarkan kebutuhan pasar yang melibatkan BRIN dan peneliti perguruan tinggi. Kedepannya, industri PKR diharapkan menjadi garda terdepan dalam pengembangan litbang berbasis berbagai industri daerah. Tujuan utama didirikannya BRIN,” lanjut Handoko.
Dijelaskannya, tujuan Proyek Penelitian Kolaboratif (PKR) adalah menjadi pusat kolaborasi tipe II, pengembang proyeknya adalah industri yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan peneliti BRIN.
“Sekarang sudah ada pusat kerjasama penelitian industri, dimana industri tersebut menamakan dirinya sebagai pusat penelitian,” kata Handoko.
Handoko menambahkan, timnya akan lebih fokus pada peneliti perguruan tinggi karena sumber daya manusianya banyak.
“Karena sumber daya penelitian itu penting, maka banyak generasi muda yang berada di kubu revolusi. Tanggung jawab kita adalah mendidik mereka menjadi pewaris ilmu pengetahuan di masa depan,” kata Handoko.
Berbeda dengan proyek KONEKSI, proyek PKR ini mencakup banyak bidang antara lain teknologi informasi, energi terbarukan, kesehatan, pertanian dan lain-lain. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem penelitian di bidang tertentu dengan standar keterbukaan (inklusi) dan kolaborasi internasional.
“Kalau PKR programnya luas, tergantung industrinya, biasanya programnya lebih bersifat akademis,” pungkas Handoko.
