Bryan Domani Ungkap Alasan Tertarik Debut Film Horor

JAKARTA – Brian Domani akhirnya menorehkan gebrakan baru di dunia perfilman yang digelutinya. Brian mencoba memasuki genre horor melalui film Temurun karya Sinemaku Pictures.

Untuk saat ini, Brian belum memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam film horor. Namun ketika tawaran dari Prilly Latukonsina dan Umay Shahab datang kepadanya melalui rumah produksi mereka Sinemaku Pictures, Brian akhirnya debut.

Keraguan benar-benar merayapi hati dan pikiran Brian. Dia tidak serta merta menerima tawaran tersebut. Namun melihat keseriusan Sinemaku Pictures yang tentunya ingin menghadirkan karya terbaik dari film horor pertamanya, Brian akhirnya menerima tawaran tersebut.

“Mengapa saya menerimanya sejak awal? Ada pertemuan tahun lalu di mana naskahnya tidak terlalu bagus, dan saya mendatangi saya dan berkata, ‘Brian, ini film horor, apakah kamu menginginkannya? ” Bioskopnya produksi film horor, artinya serius,” kata Brian Domani di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Apalagi, tak hanya dirinya dan Sinemaku Pictures yang membuat terobosan baru, tapi juga sutradara Inarah Siarafina yang juga debut sebagai sutradara. Hal yang sama berlaku untuk penulis skenario Wontian Suwand.

Brian yakin jika berjalan bersama orang-orang yang melakukan hal pertama dalam hidup pasti semangatnya akan membara dan keseriusannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Hal inilah yang membuat Brian begitu optimis dengan hasil akhir yang akan ia sampaikan ke publik.

“Yang lebih aku yakini itu Inara dan Vonti. Itu film cerita pertama Inara dan juga skenario pertama Vonti, artinya serius banget,” ucapnya untuk lanjutan.

Selain itu, Brian juga melihat film Temurun menawarkan sesuatu yang baru, tidak hanya menjual horor yang membuat takut penontonnya, tetapi juga drama yang sangat kental. Konflik keluarga menjadi salah satu motif yang membuat cerita semakin menarik nantinya. Ini bukan hanya tentang berfokus pada ketakutan atau hal-hal mistis.

“Gue juga mau nambah. Yang menarik buat kita (Bryan dan Jasmine) ceritanya horor ya, horor tapi drama. Jadi dramanya kuat banget, jadi horornya bukan hanya horor hantu-hantunya saja. horor dalam keluarga, komunikasinya, bahwa “tidak baik, kami tidak saling memahami, banyak rahasia dalam keluarga, jadi horor itu bukan hanya horor mistis, tapi selalu menjadi horor dalam dirinya. kehidupan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *