JAKARTA – Laporan media baru-baru ini menyebutkan Arab Saudi rupanya menghapus nama Palestina dari peta buku pelajarannya. Laporan ini diterbitkan di tengah memanasnya situasi di Timur Tengah akibat perang Israel di Gaza dan kabar bahwa Riyadh dan Tel Aviv hampir menormalisasi hubungan.
Laporan lembaga pemikir pro-Israel IMPACT-se yang dilansir New Arab menyatakan bahwa kurikulum baru Arab Saudi tampaknya telah menghapus nama Palestina dari peta buku teks.
Berdasarkan laporan tersebut, gambar buku pelajaran Ilmu Kebangsaan dan Sosial tahun 2023-2024 menggambarkan peta Arab Saudi dan negara-negara tetangganya, yang berbeda dengan peta buku pelajaran tahun 2022, tidak terdapat nama wilayah Palestina.
Namun akun Instagram Arab Saudi menolak klaim laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa nama Palestina mudah ditemukan di buku teks Saudi.
“Peta negara-negara Arab yang secara khusus menyebut Palestina dapat dengan mudah ditemukan di buku pelajaran sekolah Arab Saudi,” ujar salah satu akun pengguna Instagram.
Bahkan buku matematika sekolah menengah membahas Quba Shakhra (Kubah Batu), yang sering disalahartikan sebagai Masjid Al-Aqsa, setelah dijelaskan sifat, diameter, dan perhitungan matematisnya.
Lebih detailnya pada semester ketiga buku IPS tingkat kedua ini dengan jelas membahas tentang dunia Arab dan Islam, dimana anak-anak sekolah dididik dan diajarkan untuk menjadikan Palestina sebagai negara yang diakui negaranya. Israel,” tambahnya.
Selain itu, Arab Saudi mengimbau pengguna internet untuk tidak lalai mengecek informasi tentang Arab Saudi yang diperoleh dari media arus utama dan media sosial ke sumber langsung di Arab Saudi.
IMPACT-se adalah lembaga pemikir yang menganalisis kurikulum sekolah dan memiliki kantor di Israel dan Inggris. Namun, hal ini telah menjadi topik kontroversial di masa lalu.
Pada tahun 2022, lembaga think tank tersebut menuduh UNRWA menggunakan materi pendidikan di luar nilai-nilai PBB.
