Cerita Inarah Syarafina Debut Jadi Sutradara Film Panjang Lewat Film Temurun

JAKARTA – Inarah Syarafina memulai debutnya sebagai sutradara film layar lebar lewat Temurun yang diproduksi Sinemaku Pictures. Di bidang perfilman, Inare sendiri sebelumnya berprofesi sebagai sutradara film pendek dan asisten sutradara.

Inara dengan antusias mempersembahkan karya pertamanya kepada penonton. Selain debut sebagai sutradara film layar lebar, Inara juga merasa bersyukur dipercaya menyutradarai film horor pertamanya garapan Sinemaku Pictures.

Selain bisa bekerja sama dengan rekan-rekan seperti Prilly Latuconsina, Umay Shahab, produser film ini, Yasamin Jasem dan Bryan Domani, Inarah juga bangga bisa bekerja sama dengan aktor-aktor hebat dan ditemani aktor ternama. Sutradara seperti Monty Tiwa. Menurutnya, perlu adanya peran mentor dari para sesepuh untuk membimbing generasi muda seperti dirinya dan rekan-rekannya.

“Alhamdulillah saya percayakan pada Sinemaku untuk menggarap film horor pertama saya. Ini juga film feature pertama saya, dan seru sekali bisa mendapat kesempatan bekerja sama dengan teman-teman seumuran dan senior yang sangat membantu dan terbuka untuk kita semua. belajar.” kata Inarah iNews Tower, Jakarta Pusat, saat ditemui, Senin (20/5/2024).

Debutnya tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Inar. Dia harus memimpin lebih dari 100 orang selama produksi. Satu hal yang cukup menyulitkannya adalah beberapa adegan aksi yang membutuhkan ketelitian tinggi.

“Saya benar-benar tidak percaya mereka memberi saya kesempatan ini di usia segini, dengan mengambil sekitar 100 orang. Saat Anda syuting adegan aksi, masalahnya adalah menghitung semua detail dengan benar, mulai dari emosi, pemblokiran, teknik kamera, pakaian. Saya harus melakukannya.” hati-hati dan penuh perhatian,” katanya.

Kini dengan begitu populernya film horor, para Inara pun tak memungkiri ada beban berat yang menimpa mereka. Ia memahami seiring dengan meningkatnya kualitas film horor Indonesia, jumlah film horor yang dirilis juga meningkat. Namun Inara memilih pasrah karena merasa sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

“Kalau ada beban tertentu, apalagi ini film horor pertamaku, aku pasti tidak khawatir untuk mewakili sesuatu yang baru. Ini akan baik-baik saja,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *