Fakultas Teknik QUT dan TIN IPB Siap Kembangkan Program Master Bersama

Jakarta – Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) Institut Pertanian Bogor (IPB) tengah menjajaki kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Teknologi Queensland (FT-QUT) untuk mengembangkan program magister bersama (joint degree dan double title). Pada pertemuan yang diselenggarakan KBRI Canberra, Kakek Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud).

Diwakili oleh Profesor Farah Fahma, TIN-IPB mengadakan diskusi intensif dengan Dekan FT QUT, Profesor Anna Deletic dan tim kampus QUT.

Menurut Bapak Atdakbud KBRI Canberra, kedua lembaga tersebut membahas peluang peningkatan kerja sama antara TIN IPB dan FT QUT di bidang pendidikan dan penelitian. Kedua lembaga ini memiliki beberapa bidang kolaborasi, termasuk rekayasa bioproses, manajemen teknologi, dan banyak lagi. Najib meyakini kemungkinan kerjasama antara TIN IPB dan FT QUT sangat terbuka, sehingga kantor Atdiqbud berupaya mendukung dan memfasilitasi kerjasama tersebut hingga menjadi kenyataan.

Menurut Atkbud Najib, QUT mempunyai reputasi baik dan reputasi internasional dalam bidang keinsinyuran dan IPB mempunyai reputasi dan reputasi baik dalam bidang pertanian.

“Kolaborasi antara TIN IPB dan FT QUT dapat memberikan dampak positif terhadap ilmu teknis di bidang pertanian kedua negara. Kedua kampus memiliki reputasi global di bidangnya masing-masing dan dapat saling mendukung,” jelas Najib, Sabtu (4/6). /2024).

Dalam pertemuan tersebut, Dekan FT QUT Professor Anna Deletic mengatakan QUT sangat tertarik untuk bermitra dengan TIN IPB. Ia mengakui bahwa ia telah mengunjungi IPB 10 tahun yang lalu untuk kegiatan penelitian bersama mengenai pengelolaan air dan bahwa IPB dapat menjadi mitra strategis yang layak bagi QUT. Anna juga menjelaskan bahwa saat ini FT QUT mempunyai program akselerasi selain program Magister dimana program Magister Lanjutan dapat diselesaikan dalam waktu 5 tahun.

“Program Magister yang kami miliki sebagian besar, Magister Energi Terbarukan, Magister Manajemen Proyek, Magister Teknologi Rekayasa, dan Magister Manufaktur Lanjutan sepertinya ada kaitannya dengan TIN IPB, sehingga kita bisa mengetahui mana yang akan bersama-sama mengembangkan dual-degree. model master. “Selain itu, peluang kolaborasi di tingkat pascasarjana sangat mungkin terjadi,” kata Anna.

Sementara itu, Prof Farah Fahma menjelaskan saat ini TIN IPB telah memiliki gelar ganda magister Manajemen Inovasi dengan universitas Australia. Saat ini program dual title masuk dalam daftar beasiswa LPDP. Menurut Farah, TIN IPB ingin mengembangkan program serupa dengan FT QUT untuk program spesialis lain yang relevan, sehingga mahasiswa mempunyai lebih banyak pilihan peminatan atau bidang fokus.

Selain itu, Farah memandang QUT sebagai mitra yang ideal untuk memfasilitasi mahasiswa TIN IPB dalam menjalankan program mobilitas internasional dan menyelesaikan tugas akhir.

“Mahasiswa S1 IPB mempunyai banyak pilihan untuk menyelesaikan tugas akhirnya, salah satunya dengan melakukan Visiting Research Student di universitas mitra seperti QUT. Bagi mahasiswa pendidikan internasional, bisa mengambil SKS di QUT jika nantinya bisa berkolaborasi.” merupakan capstone project seperti TIN IPB, sehingga dengan adanya program ini “Banyak peluang bagi kita untuk berkolaborasi,” jelas Farah.

FT QUT dan TIN IPB sepakat untuk melanjutkan diskusi eksklusif mengenai pemetaan kurikulum, pengakuan kredit bersama, dan opsi pendanaan program bersama. Keduanya menyadari bahwa biaya pendidikan di Australia sangat tinggi sehingga diperlukan sumber pendanaan lain jika siswa merasa kesulitan untuk membiayai diri mereka sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *