FMIPA UGM Buka Peluang Lulusan Bekerja di Jepang, Berminat?

JAKARTA – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM (FMIPA) menawarkan lulusannya kesempatan bekerja di banyak perusahaan Jepang. Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keterampilan di bidang teknologi informasi, sains, dan kecerdasan buatan selain penguasaan bahasa Jepang untuk diajarkan di tingkat dasar.

Hal tersebut terungkap saat pembukaan Japan Career Center (JCC) FMIPA UGM pada Rabu (27/3/2024) di Aula FMIPA UGM. Selain peresmian kantor Japan Career Center, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara FMIPA UGM dengan Asean Nagoya Club (ANC) Jepang.

Dekan FMIPA UGM Kuvat Triyana mengatakan FMIPA UGM merupakan Japan Career Center yang membuka kesempatan bagi lulusannya untuk bekerja di Jepang. Sebab, JCC akan menjadi pusat informasi ketenagakerjaan dan fasilitator dalam menghasilkan lulusan berkualitas melalui program pendampingan.

“Ada banyak peluang untuk bekerja di Jepang, namun meski populasinya menurun, menurut saya peluang tersebut harus dimanfaatkan secara strategis untuk menjadi ahli, mencari mitra baru, dan membangun jaringan yang hebat,” tulis Kuvat pada 29 Maret 2024. dalam sebuah pernyataan.

Berdasarkan informasi yang diterima, Dekan Kuwat menyampaikan bahwa sektor IT merupakan salah satu sektor yang paling banyak menyerap lulusan FMIPA UGM. Namun pihaknya akan mendorong kerja di bidang lain. “Sektor Teknologi Informasi (TI) selama ini banyak terserap. “Tentunya akan diperluas ke daerah lain agar seluruh kurikulum terserap oleh para lulusan,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan wartawan, Dekan Kuwat mengatakan kehadiran kantor JCC akan semakin memperluas jaringan internasional dan banyak lulusan FMIPA UGM yang akan menjadi warga dunia. Oleh karena itu, kelompok ini mempersiapkan lulusan dan lulusan magister sebagai tenaga profesional yang siap bekerja di berbagai perusahaan ternama di Jepang.

Menurut Kuwat, lulusan FMIPA sangat terbuka untuk bekerja di banyak perusahaan. Selain teknologi informasi bagi lulusan ilmu komputer, lulusan fisika dapat bekerja di industri semikonduktor, lulusan kimia di industri kosmetik, dan lulusan matematika di bidang ilmu informasi. Artinya, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan, ujarnya.

Terkait kerja sama dengan ANC Jepang, Kuwat mengatakan perusahaan ini menjalin kerja sama dengan lebih dari 700 perusahaan Jepang. Pekerjaan saat ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan informasi langsung tentang pekerjaan, proses rekrutmen, kegiatan pengembangan pribadi, dan siap bekerja di negara yang berkembang ini.

“ANC telah bekerja sama dengan 700 perusahaan di Jepang. Saya kira ini bisa menjadi pasar kerja yang bagus. Tujuan kami adalah agar lebih banyak lulusan yang bekerja di sana,” ujarnya.

Menurut Indra Kesuma Nation, konsultan AIC Jepang, sekitar 67% industri Jepang terkonsentrasi di Nagoya. Menurutnya, Jepang saat ini membutuhkan banyak tenaga ahli untuk mendukung industri ini dan kemajuan serta perkembangannya lebih lanjut. Sehingga diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dari Indonesia. “Saya katakan Jepang bisa menyelesaikan permasalahan Indonesia dengan menggunakan teknologi di bidang pertanian dan sistem transportasi. Namun di sisi lain, Indonesia bisa menyelesaikan permasalahan Jepang melalui sumber daya manusianya,” ujarnya.

Indra mengatakan ANC Jepang merekrut sumber daya manusia tidak hanya dari Indonesia tapi juga dari kawasan Asia Tenggara. Untuk Indonesia, ANC Jepang menerima 212 orang untuk bekerja di berbagai perusahaan di Jepang pada putaran kelima. “Ada 212 orang. Di antara ratusan orang tersebut terdapat lebih dari 80 mahasiswa FMIPA UGM.

Mereka bekerja di Tokyo dan Nagoya, beberapa di antaranya di bidang manufaktur, keuangan, pemrograman, dan kecerdasan buatan. Banyak anak-anak FMIPA yang bekerja di sana. “Di satu sisi kami bangga. Kontribusi mereka sangat besar karena yang mereka lakukan adalah menghasilkan produk dan jasa yang dibutuhkan masyarakat Jepang, Amerika, Eropa, dan Asia, serta bermanfaat bagi masyarakat global,” jelasnya. mahasiswa UGM dari Fisipol. Kurikulum Hubungan Internasional.

Diakui Indra, lulusan Indonesia yang bekerja di Jepang memiliki peluang yang luas untuk bekerja di AS atau Eropa dengan keterampilan yang diperoleh saat bekerja di perusahaan Jepang.

Menurut Indra, selain keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, perusahaan Jepang sangat senang bisa merekrut lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta karena memiliki etos kerja dan sopan santun yang tinggi hampir sama dengan budaya Jepang. “Mereka mempunyai etos kerja yang baik dan lulusan Jogja terkenal baik hati,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *