Harta 20 Orang Terkaya RI Bisa Bayar Utang Pemerintah Rp8.461,9 Triliun?

JAKARTA – Utang pemerintah mencapai Rp8.461,93 triliun hingga Agustus 2024. Utang pemerintah turun Rp40,76 triliun dibandingkan bulan lalu Rp8.502,69 triliun.

Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pun turun menjadi 38,49%. Rasio utang pada Juli 2024 sebesar 38,68%.

“Pemerintah mengelola utang secara prudent, bertujuan untuk mencapai perizinan utang yang lebih baik dan mendukung pengembangan pasar pembiayaan perumahan,” demikian kutipan dokumen APBN September 2024.

Sementara pertumbuhan utang pemerintah Indonesia pada tahun 2025 mencapai Rp 800,33 triliun. Rinciannya, Rp705,5 triliun dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp94,83 triliun dalam bentuk pinjaman.

Lantas mampukah harta 20 orang terkaya di Indonesia mampu membayar utang pemerintah Indonesia di tahun 2024?

Jika mengacu pada data Forbes per Oktober 2024, kekayaan 20 orang terkaya ini mencapai kurang lebih Rp 3.005,7 triliun. Berdasarkan angka di atas, kita masih belum mampu membayar utang pemerintah yang mencapai Rp8.461,93 triliun.

Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan alasan pelunasan utang masa lalu hingga Rp 800,33 triliun. Sri Mulyani mengatakan, selama APBN Indonesia, kondisi perekonomian dan politik stabil, tunggakan utang tidak menjadi masalah.

“Jadi kalau negaranya bisa diandalkan, APBNnya bagus, perekonomiannya bagus, dan situasi politiknya stabil, maka risiko perubahan hampir pasti akan sangat rendah karena pasar yakin negaranya akan tetap sama seperti Sri Mulyani (Sepanjang APBN, pandangan kebijakan keuangan, ekonomi, dan politik sama, 2025, 2026 terlihat tinggi, 2027 tidak masalah, kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komite DPR 11, Kamis (6 Juni 2024). 2016).

Sedangkan per 31 Agustus 2024, realisasi penarikan anggaran atau utang hanya Rp 291,9 triliun. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan utang keuangan per 31 Agustus 2024 sebesar Rp 347,6 triliun atau 53,6% dari target APBN.

SBN yang dibiayai utang sebesar Rp310,4 triliun atau 46,6% dari target APBN, pinjaman (net) sebesar Rp37,2 triliun, dan pembiayaan non utang sebesar Rp55,7 triliun.

“Tentunya dengan pendanaan APBN terbesar kita akan mencapai $310,4 triliun, kita punya inflow dari pasar SBN, kita melihat inflow dari emerging market pulih, kita bisa memberikan hasil, dan juga harga utang,” Sua Hasil pada Konferensi Pers KiTa APBN Edisi September 2024.

Wakil Menteri Keuangan Mo menjelaskan hingga akhir Agustus 2024 total anggaran mencapai Rp 291,9 triliun. “Kami akan terus melakukan langkah-langkah agar anggaran 2024 dapat disalurkan secara bijak dengan mempertimbangkan prospek defisit APBN dan situasi likuiditas pemerintah,” ujarnya.

Sementara itu, memasuki triwulan IV, Kementerian Keuangan akan terus mencermati dinamika pasar dan mempersiapkan pelaksanaan APBN tahun 2025, khususnya triwulan I tahun 2025. Suahasil mengatakan, upaya akan dilakukan untuk mengatasi pengeluaran. tujuan dan terus mempertahankan tujuan untuk biaya pengelolaan uang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *