Hubungan Sunda Galuh dengan Kerajaan Lain di Jawa, Ada yang Keluarga Saling Serang

Kerajaan Sunda menjadi salah satu kerajaan yang diperhitungkan pada masanya. Bahkan, kerajaan ini konon masih berkerabat dengan beberapa kerajaan lain seperti Kalingga, Medang, dan Sriwijaya.

Hubungan tersebut tidak hanya dari faktor diplomasi dan komunikasi politik saja, namun juga dari segi kekeluargaan. Sebab ada beberapa pejabat di kerajaan Sunda Galuh yang mempunyai keturunan dengan pejabat kerajaan lain.

Keterkaitan Sunda dengan Kalinga, sebuah kerajaan di dataran tinggi utara Jawa Tengah, terlihat dari pernikahan Verendikandyun putra Adipati Galuh Mendiminiak yang mempunyai seorang putra Bratsenawa dan dinikahkan dengan putra Ratu Jai Shima. , penguasa kerajaan Kalinga.

“Melalui pernikahan Bratsenava dan Parvati, hubungan Galuh dan Kalinga terjalin baik,” seperti dikutip dari buku “Perang Bubat 1279 Saka: Mengungkap Fakta Kerajaan Sunda vs Majapahit”.

Hubungan Galuh mempertemukan kembali Sunda dan Kalinga, kemudian Sanjay yang merupakan keturunan Bratsenava dan Parvati menjadi raja Kalinga Utara dan Tamperan atau Rakriyaan Panraban putranya menjadi raja Sunda. Ketika Sanjay berhasil menaklukkan Deva Singha (Raja Kalinga Kidul), hubungan kedua kerajaan terus berjalan dinamis.

Suku Sunda juga konon mempunyai hubungan dengan Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram kuno. Setelah Sunda-Galuh mewarisi Tamperan, Kalinga menjadi Kalinga Rakai Panangkaran, dan Kalinga menaklukkan Kidul, menjadi raja Sanjay Medang. Sehingga Sunda Galuh dan Kalinga, wilayah Utara dan Selatan menjadi wilayah Medang.

Namun hubungan Sunda-Galuh dan Kalinga menjadi tegang dengan Medang ketika kekuasaan Sanjay digulingkan oleh Rakai Panangkaran Dayah Pankapana dari dinasti Sailendra. Oleh karena itu, sejak masa pemerintahan Dayah Pankpana hingga Rakai Panunggalan Daya Dharnindra, Sunda-Galuh dan Kalinga menjadi tunduk pada Medang.

Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatera juga mempunyai hubungan dekat dengan Sunda. Sri Jayabhupati konon merupakan raja Sudan keturunan Sanghiang Ageng. Ibu Sri Jayabhupati adalah putri Sriwijaya Raj, dan kerabat dekat Prabu Vurhuri.

Maharani Sri Jayabupathi adalah putri Dharmawangsa Teguh dan adik Dewi Lakshmi (istri Erlanga) dari kerajaan Medang era Jawa Timur. Karena pernikahan tersebut, Jayabupathi mendapat gelar dari menantunya, yaitu Dharmavangasa. Gelar ini tercatat dalam prasasti Sibadak.

Prabhu Sri Jayabhupati dihadapkan pada permasalahan yang sangat pelik. Sebagai putra mahkota Sudan keturunan menantu Sriwijaya dan Dharmawangsa Teguh, Sri Jayabupathi hanya menjadi saksi persaingan Sriwijaya dan Medang.

Di puncak krisis, Sri Jayabupathi terpaksa bungkam ketika Dharmavangasa Teguh diserang oleh Haji Vuravuri dengan dukungan Sriwijaya pada tahun 1016, saat merayakan pernikahan putra kandungnya. Sri Jayabhupati mengetahui fenomena yang disebut Mahapralaya, namun harus tetap netral.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *