Ini Cara PPI Dunia Bangun Literasi Media di Kalangan Pelajar

JAKARTA – Persatuan Pelajar Indonesia (PPID) Sedunia akan menyelenggarakan webinar jurnalistik bertema umum mewujudkan ekosistem jurnalisme independen yang unggul dan berbasis etika jurnalistik pada Minggu, 28 April 2024.

Program ini digagas PPID Dinas Pers dan Media sebagai respons atas semakin meningkatnya fenomena pelanggaran etika jurnalistik yang dilakukan masyarakat luas.

Turut serta dalam pertemuan tersebut dengan para jurnalis papan atas seperti Anngger Putranto, Silvano Hadjid, Ira Rachmawati, serta perwakilan Aliansi Jurnalis Indonesia dan Dahlia Citra Buana yang turut serta dalam kajiannya mengenai prinsip-prinsip jurnalisme. Perkembangan dan tantangan di dunia digital. Dunia.

Angger Putranto memberikan pemahaman mengenai etika jurnalistik yang harus diperhatikan jurnalis dalam memproduksi berita. Menurut penjelasannya, jurnalis harus beroperasi secara independen agar berita yang dihasilkannya akurat, berimbang, dan tidak layak kredit.

“Berita berimbang adalah berita yang tidak mencampurkan fakta dan opini kritis, serta menggunakan asas asumsi tidak bersalah,” kata Angger dalam webinar Festival Jurnalistik 2024 yang digelar secara online, Minggu, 28 April 2024.

Ia menambahkan, agar pemberitaannya seimbang, maka perlu diberikan informasi atau waktu secara proporsional kepada masing-masing Pihak.

Di sisi lain, Ira Rachmawati menambahkan, kita harus berhati-hati dalam menghadapi isu sensitif. Jurnalis harus menjaga kerahasiaan identitas narasumbernya dan didorong untuk berkonsultasi dengan para ahli dan pejabat.

Ia juga menambahkan, media merupakan wadah bagi mereka yang mungkin kesulitan dalam menyampaikan pendapatnya, sehingga dengan menulis seseorang dapat melindungi dirinya meski dalam diam.

“Perlindungan narasumber adalah wajib bagi jurnalis yang menangani topik sensitif, baik anonimitas, wajah, atau suara asli,” ujarnya sambil menekankan hak narasumber.

Pada saat yang sama, pembicara selanjutnya, Silvano Hadjid Maulana, memberikan gambaran kepada peserta tentang strategi dan metode efektif dalam menyiapkan berita yang berkualitas, terkini dan obyektif di media digital.

“Dengan berkembangnya media digital saat ini, pemberitaan menjadi lebih mudah, meski hanya bermodalkan ponsel.” Wawancara melalui platform Zoom Meeting misalnya, sudah tidak dilarang lagi, apalagi sejak pandemi tahun lalu,” ujarnya.

Selain itu, Dahlia Citra Buana berbagi pengalamannya dalam proses menciptakan media terkini yang digandrungi anak muda.

“Mengikuti tren yang berkembang di masyarakat saat ini, nyatanya menjadi salah satu kunci untuk dicintai generasi muda, apalagi dengan konten-konten yang viral di berbagai platform, mau tidak mau membuat media mempelajari dan memanfaatkannya,” ujarnya. .

Setelah pemaparan makalah selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para peserta.

Seminar Festival Jurnalistik berlangsung meriah dan dipenuhi peserta yang antusias. Selain topik jurnalistik yang menarik minat peserta, ada kegiatan menarik lainnya.

PPI Dunia, salah satu rangkaian festival jurnalistik yang diselenggarakan oleh Badan Media, merupakan kompetisi jurnalistik yang terdiri dari tiga bidang lomba, yaitu fotografi, penulisan berita, dan desain poster bertema Ramadhan dan rukun kemanusiaan.

Peserta kontes tidak hanya terbatas pada anggota PPI World saja, namun pelajar Indonesia pun diperbolehkan untuk ikut serta.

Pada puncak festival jurnalisme, diumumkan para pemenang dengan karya terbaiknya. Pemenang akan mendapatkan penghargaan dan pengakuan yang disiapkan oleh BPMI PPI Dunia.

Daftar pemenang ketiga lomba tersebut adalah:

Lomba Menulis Berita:

1.Iswahyura Putra Waisa

2. Bpk Ahmad Najieb

3. Giya Yotfa

Lomba Fotografi:

1. Inspirasi Maulana

2. Shokib As’ari

3.Iswahyura Putra Waisa

Lomba Desain Poster:

1. Ridwan Phadli

2. Resiko salwa

3. hm. Fadhli Fariq

Tujuan dari kompetisi ini bukan untuk memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan minatnya terhadap jurnalisme, sehingga diharapkan akan lahir jurnalis profesional dan jurnalis warga yang memiliki potensi dan memahami etika jurnalisme.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *