Ini Profil Koops Habema yang Tembak Mati Desertir TNI Danis Murib

Pada Senin 17 Juni 2024, pasukan TNI Komando Operasi Haberma (Koops) menembak mati anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) Dennis Murib dalam baku tembak di Distrik Bibida, Kabupaten Paniai, Papua Tengah (Denis Murib).

Kupus Haberma memberitakan, dua anggota OPM tewas tertembak, salah satunya Denis Murib yang dimutasi ke Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dennis awalnya merupakan anggota Densus Yonif 527/Baladibya Yudha Kodam V/Brawijaya yang dikerahkan ke Papua untuk operasi militer. Nilainya adalah Private atau Prada. Terakhir ditugaskan di Pos Moanemane Baru di Distrik Kamu, Distrik Dogia, Papua Tengah.

Dia kemudian meninggalkan jabatannya pada 14 April 2024 dan kemudian diketahui telah bergabung dengan OPM, sebuah kelompok separatis yang diserang oleh Tentara Nasional Indonesia-Polri.

“Tentara India berhasil menembak dan membunuh dua anggota OPM, salah satunya adalah Dennis Mulib, pembelot dari Bibida, sehingga melemahkan kekuatan OPM. Hal ini tentu baik untuk menjaga keamanan dan stabilitas serta mendorong kemajuan reguler dalam percepatan proses pembangunan Papua.

Mengenal Kupus Haberma

Koops Habema merupakan satuan TNI Angkatan Darat yang berada di bawah kendali Komando Gabungan Daerah (Kogabwilhan) ke-3. Koops Habema didirikan pada awal tahun 2024 oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Agus Subiyanto sebagai respon terhadap gerakan separatis Papua.

Habema adalah kependekan dari “Harus Sukses Bersama”. Nama Habema juga diambil dari nama danau tertinggi di Indonesia yang terletak di kaki Gunung Trikola di Kabupaten Jayawijaya di Pegunungan Papua. Danau Hebema terletak di ketinggian 3.300 meter (MDPL).

Pasukan Kupus Haberma terdiri dari prajurit dari satuan elite TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara, seperti Korpsus, Kostrad, Marinir, dan Corpasgat. Mereka tersebar di beberapa sektor basis OPM.

Jenderal Agus Subyanto mengatakan Kupus Haberma didirikan untuk menerapkan strategi mengatasi konflik di Papua melalui smart power yang merupakan kombinasi soft power, hard power, dan diplomasi militer.

“Strategi yang saya terapkan [untuk Papua] adalah smart power yang merupakan perpaduan soft power dan hard power serta diplomasi militer. Implementasi strategi ini berupa pembentukan komando operasional Haberma yang harus mencapai keberhasilan maksimal,” kata Agus hal tersebut pada Rapat Pimpinan TNI (Rapim)-Polri 2024 yang digelar di Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024.

“Dalam implementasinya, diharapkan koperasi mampu mengintegrasikan model operasional TNI dan Polri agar lebih efektif mengatasi konflik di Papua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *