Jadi Tulang Punggung Ekonomi RI, Ini Alasan UMKM Butuh Pembinaan

JAKARTA – Pendampingan dan pelatihan UMKM menjadi penting karena kontribusi dan peran UMKM sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.

Penasihat Senior Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sekaligus Profesor Fithra Faisal Hastiadi mengatakan 61% Produk Domestik Bruto (PDB) perekonomian Indonesia ditopang oleh aktivitas olahragawan UKM.

“Kerja SRC harus menjadi contoh bagi yang lain untuk mengembangkan UMKM, dan pemerintah bisa menerapkan ekosistem komunitas ini,” kata Fithra dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Fithra menambahkan, kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk memberdayakan UMKM dalam menciptakan nilai tambah sehingga mencapai kemajuan.

“Bayangkan jika suatu UMKM terintegrasi dengan baik dengan UMKM lainnya. nilainya meningkat secara signifikan dan menjangkau pasar yang lebih besar. “Kombinasi tersebut berarti hidup dalam komunitas yang sama dimana kita bisa saling membantu, berkomunikasi, apalagi di era digital yang mana kerjasama lebih penting dari persaingan,” tutupnya.

Ia mengapresiasi kontribusi aktif terhadap kemajuan UMKM, masyarakat sekitar, dan perekonomian. Menurutnya, hal ini merupakan contoh keberhasilan program pemberdayaan UMKM.

“Kalau satu komunitas saja bisa berkontribusi besar, kalau pemerintah bisa membina komunitas lain akan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Hanya untuk informasi. melalui pendampingan dan pelatihan pedagang, lebih dari 250.000 pedagang menjadi anggota ekosistem SRC. Jumlah ini meningkat secara signifikan sejak dimulainya SRC pada tahun 2008, ketika hanya 57 pedagang grosir yang berpartisipasi dalam SRC.

“Kami melihat bagaimana ekosistem SRC berubah dan memberikan dampak, memberdayakan dan menciptakan sumber daya manusia yang kuat dan tangguh. Toko ritel yang bergabung dengan SRC memiliki nilai tambah,” ujarnya.

Pada tahun 2023, studi menunjukkan kontribusi SRC terhadap perekonomian nasional, dimana total omzet seluruh toko SRC di tanah air diperkirakan mencapai Rp 236 triliun pada tahun 2022 atau setara dengan 11,36 persen produk domestik bruto (PDB) negara. . (Perdagangan grosir dan eceran). , tidak termasuk mobil dan sepeda) senilai Rp 2.077,43 triliun.

“Kami yakin dan berterima kasih atas komitmen kuat pelatihan dan pendampingan yang ditunjukkan anggota dan keluarganya, UMKM pada umumnya, masyarakat dan perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *