Jurnalis AS yang Disandera Hampir 7 Tahun di Lebanon Meninggal pada Usia 76 Tahun

LEBANON – Pada Minggu (21/2019) meninggal dunia Terry Anderson, seorang jurnalis Amerika (Amerika) yang disandera militan Islam selama hampir tujuh tahun di Lebanon dan menjadi simbol penderitaan para sandera Barat saat perang saudara di negara itu tahun 1975. -1990. ). 4/2024) pada usia 76 tahun. Hal tersebut diungkapkan putrinya Sulome Anderson dalam pernyataannya.

Mantan kepala koresponden Timur Tengah untuk The Associated Press (AP), yang merupakan sandera Barat yang paling lama ditahan di Lebanon, meninggal di rumahnya di Greenwood Lake, New York, Amerika Serikat. Tidak ada penyebab kematian yang diberikan.

Anderson ditahan di sel yang remang-remang oleh kelompok yang mayoritas Muslim Syiah selama apa yang dikenal sebagai krisis penyanderaan. Tangan dan kakinya sering dirantai dan matanya ditutup. Mantan Marinir itu kemudian bercerita bahwa dia hampir gila. Namun semua niat buruk tersebut digagalkan oleh keyakinan Katolik Roma yang kuat yang mencegahnya melakukan bunuh diri sebelum akhirnya dibebaskan pada bulan Desember 1991.

“Meskipun kehidupan ayah saya ditandai dengan penderitaan yang luar biasa ketika dia menjadi sandera di penangkaran, dalam beberapa tahun terakhir dia telah menemukan kedamaian yang tenang dan menyenangkan. Saya tahu dia akan memilih untuk dikenang bukan karena pengalaman terburuknya, tapi karena pekerjaan kemanusiaannya. dengan Dana Anak-Anak Vietnam, Komite Perlindungan Jurnalis, para veteran tunawisma dan banyak kegiatan luar biasa lainnya, kata Sulome Anderson, dikutip oleh Reuters.

Seperti diketahui, cobaan berat yang dialami Anderson bermula di Beirut pada pagi hari 16 Maret 1985, usai bermain tenis. Sedan Mercedes hijau dengan tirai jendela belakang dibuka, tiga pria bersenjata melompat keluar dan menyeret Anderson, yang masih mengenakan celana pendek, ke dalam mobil.

Kelompok Jihad Islam pro-Iran mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari operasi yang sedang berlangsung terhadap Amerika. Para pembajak menuntut kebebasan Muslim Syiah yang dipenjara di Kuwait akibat pemboman kedutaan besar Amerika dan Perancis di sana.

Ini adalah awal dari mimpi buruk bagi Anderson yang berlangsung selama enam tahun sembilan bulan, di mana dia dikurung di sel di bawah reruntuhan jalan-jalan di Beirut dan di tempat lain, sering kekurangan gizi dan tidur di kasur tipis dan kotor di lantai beton. . .

Selama penahanannya, ayah dan saudara laki-lakinya meninggal karena kanker dan dia tidak bertemu dengan putrinya Sulome sampai dia berusia enam tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *