JAKARTA – Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun 2030 untuk bergerak menuju transformasi digital.
Yang harus dipersiapkan adalah belajar sejak dini, salah satunya belajar beradaptasi dengan kebutuhan industri di era transformasi digital yang pesat. Keterampilan coding dibutuhkan di pasar kerja dan industri masa depan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2030 Indonesia hanya memiliki 22% keterampilan digital sehingga jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan industri.
“Coding Studio sendiri merupakan platform digital yang kami fokuskan untuk membangun skill, makanya kami membangun coding studio,” kata Kepala Coding Studio Ihza Azyu Azra dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (2/4/ 2024).
Anak-anak diharapkan belajar coding sejak dini, untuk memenuhi kebutuhan talenta digital sesuai kebutuhan industri.
“Kami yakin anak-anak memang mempunyai potensi yang besar dalam belajar. KodioKids salah satunya disebut pembelajaran digital sebagai teman, makanya kita buat menyenangkan agar nantinya pembelajaran menjadi menarik,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital untuk memajukan ekonomi digital nasional.
“Dan talenta digital, kita membutuhkan sekitar 9 juta orang pada tahun 2030 untuk bisa mendorong ekonomi digital. Kontribusi ekonomi digital terhadap PDB (produk domestik bruto) bisa tinggi jika kita bisa lebih mempersiapkan kualitas digitalnya,” kata Nezar. Kantor Kementerian.
Saat ini ekonomi digital belum memberikan kontribusi terhadap produksi dalam negeri Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk mengurangi kesenjangan digital dengan menargetkan sekitar 50 juta masyarakat untuk mengikuti program literasi digital.
Secara global, partisipasi dalam ekonomi digital didominasi oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, yang menyumbang lebih dari 50 persen PDB. Di ASEAN, posisi Indonesia masih kalah dibandingkan Vietnam, Singapura, dan Thailand.
“Kontribusi ekonomi digital kita terhadap PDB masih kecil, tidak besar, masih di bawah 10 persen dibandingkan negara seperti Amerika Serikat dan China yang di atas 50 persen,” ujarnya.
Indonesia diyakini memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN.
Pada tahun 2030, kontribusi ekonomi digital ASEAN diperkirakan mencapai hampir satu triliun dolar AS (Rp 15,8 kuadriliun).