Kemenag Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar

 

AGAM – Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang tergabung dalam Kementerian Agama, BAZNAS dan Forum Zakat (FOZ) mengirimkan bantuan hingga Rp180 juta untuk korban banjir di Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat. .

Diketahui, bencana banjir terjadi pada Sabtu (11/5) di hulu Oke Marapi akibat hujan deras.

Banjir juga berdampak pada empat kabupaten/kota di Sumbar, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Thana Datar, Kota Padang Panjang, dan Padang Pariaman.

Berdasarkan data sementara pemerintah setempat, hingga kini 62 orang tewas, 25 orang hilang, dan 44 orang luka berat. Selain itu, sekitar 4.157 orang terpaksa mengungsi. Tak hanya itu, bencana juga merusak rumah warga, fasilitas umum seperti jalan, jembatan, tempat ibadah, bangunan tempat tinggal, serta lahan pertanian dan peternakan setempat.

Bantuan juga diberikan dalam bentuk kebutuhan material, kebutuhan pokok, dapur umum, ambulans dan kebutuhan mendesak lainnya. Bantuan segera dikirimkan ke posko pusat Agam dan Tanah Datar.

Waryono Abdul Ghafoor, Direktur Departemen Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, mengatakan kehadiran Kementerian Agama, BAZNAS, LAZ dan mitra merupakan wujud posisi negara di masyarakat, khususnya saat terjadi bencana. Kami berharap bantuan ini dapat menyemangati mereka yang terkena dampak.

“Kami atas nama Kementerian Agama turut berduka atas kejadian tragis tersebut. Kami berharap kehadiran kami dapat memberikan semangat kepada para korban untuk bangkit,” ujarnya, Minggu (19/5/2024).

Menurut dia, Kementerian Agama kabupaten/kota, BAZNAS, dan LAZ melakukan pekerjaan pendaftaran, pendirian tenda, dan pendirian posko bantuan.

Timnya bertekad untuk selalu berada di wilayah terdampak bencana, seperti yang terjadi pada banjir Demak dan Kudus pada Februari 2024.

“Sekarang bukan hanya untuk masyarakat Indonesia, tapi untuk dunia internasional seperti Palestina. Ini keputusan bersama,” tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Datar Iqbal R mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan. Menurutnya, kehadiran berbagai kelompok di pusat bencana menjadi insentif bagi pemerintah daerah dan masyarakat terdampak.

“Menjadikan perempuan dan laki-laki sebagai pusat tragedi dalam masyarakat kita sudah cukup untuk memotivasi kita melakukan tragedi ini,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *