Kemendagri: Perencanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Daerah Belum Jadi Prioritas

JAKARTA – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 memberikan pedoman pembangunan bidang kesehatan yang meliputi kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana dan fokus pada lima hal seperti pelayanan kesehatan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengatakan. Mempercepat laju kesehatan reproduksi dan gizi penduduk.

Kemudian meningkatkan pengendalian penyakit, serta gerakan masyarakat pola hidup sehat (HARMAS) dan memperkuat sistem kesehatan serta pengendalian obat dan makanan.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah, Raisturdi Daud, saat membuka acara Leadership Bridging Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Kesehatan Reproduksi (PPT Kespro) untuk Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu – Program Kemitraan Antarpemerintah RI-UNFPA 10-2021 – 2025 Tahun. Hotel Borobudur Jakarta Kamis (6/6/2024).

Restuardy Daud menjelaskan, upaya perluasan program PPT Kespro ke daerah lain telah diuji coba di 5 daerah percontohan seperti Lombok, NTB; Jember, Jawa Timur; Brebes, Jawa Tengah; Garut, Jawa Barat dan Serang, Banten.

Ia menambahkan, “Tes ini memberikan pembelajaran bagi pemerintah daerah dalam proses perencanaan dan koordinasi anggaran, serta pengelolaan program.”

Ditambahkannya, PPT Kespro tidak hanya menyasar daerah untuk mengintegrasikan dokumen PPT Kespro ke dalam dokumen perencanaan daerah, namun juga bertujuan untuk memperkuat keterlibatan pemerintah daerah dan meningkatkan peran Fakultas Kesehatan Masyarakat (FPH) di daerah sekitarnya. Program perencanaan dan penganggaran kesehatan reproduksi.

“Kementerian Dalam Negeri menilai perencanaan program kesehatan ibu dan keluarga berencana yang berbasis hak ibu di daerah masih lemah dan belum menjadi prioritas secara umum,” kata Raisturdi Daud.

Ristuardi Daoud mengaitkan lemahnya program kesehatan ibu dan keluarga dengan terbatasnya pemahaman dan komitmen pemimpin daerah terhadap pentingnya kesehatan reproduksi dalam berkontribusi signifikan terhadap pengembangan sumber daya manusia di daerah.

Selain itu, koordinasi lintas sektoral yang melibatkan aktor pembangunan lain untuk mendukung program kesehatan reproduksi dan keluarga berencana di daerah juga belum berjalan dengan baik. Dengan kondisi tersebut, melalui Program Kemitraan Pemerintah RI-UNFPA siklus ke-10 (2021-2025).

“Pemerintah mulai mengembangkan model PPT-Kespro untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi guna menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia,” ujarnya.

“Mengingat pentingnya upaya perluasan cakupan program PPT Kespro ke daerah lain, maka perlu kita sebarkan ke seluruh daerah, khususnya 545 daerah yang menyelenggarakan pilkada serentak di tingkat nasional dan memiliki syarat RPJMD, dan kami yakin ini akan berakhir,” tambah Raisturdi Daud, Wakil Menteri Dalam Negeri pada tahun 2017.

Acara tersebut turut menghadirkan narasumber Kementerian Kesehatan, Dirjen Kesehatan Maria Endang Somiwi, Deputi Direktur Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan (KPPN/Bappenas) Amish Hammami, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN Vahidin, Plh. Direktur Sinkronisasi Kerja Pengelolaan Daerah IV Pembangunan Daerah (Kemendagri) Suharyanto menjabat sebagai General Manager.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *