Kepemimpinan Prabu Siliwangi Bikin Pajajaran Disegani Negara Asing

Sosok Prabu Siliwangi disegani kawan dan lawan karena memerintah Kerajaan Padjadjaran dengan bijaksana. Tidak mengherankan jika kerajaan ini menjadi wilayah yang kuat dan kokoh. Bahkan konon Prabu Siliwangi yang bernama Sri Baduga Maharaja memiliki hubungan baik dengan Portugis.

Saat itu Portugis menguasai Malaka, konon terjadi hubungan bilateral antara Portugis dan Pajajaran pada tahun 1513 Masehi. Mereka cukup intens dan intim. Faktanya, hubungan intim mereka membuat keduanya sering bertukar pesan.

Pluralisme pada masa Kerajaan Pajajaran ketika Prabu Prabu Siliwangi menikah dengan seorang wanita muslim 

Saat itu, Portugis tengah menjalin komunikasi intens dengan berbagai pihak. Beberapa mitra perdagangan maritim adalah Tiongkok, Keling, Persia, Mesir, Champa, Madinah, Pahang, Kalimantan, Jawa dan beberapa puluh kerajaan lain di kepulauan Indonesia, termasuk Pajajaran, sebagaimana dikutip dalam buku “Pajajaran Hitam Putih: dari Kemuliaan hingga jatuhnya Kerajaan Pajajaran.”

Bahkan, untuk memperlancar hubungan kedua wilayah ini, dalam naskah kuno Kroopak 630 Sanghyang Siksakandang Karesian, sosok “Jurubasa Darmamurcaya”, atau juru bahasa, adalah seorang ahli bahasa dan penerjemah bahasa yang ahli.

 BACA JUGA:

Namun uniknya, selama berurusan dengan Portugis, Sri Baduga tidak menampilkan dirinya sebagai Kerajaan Pajajaran. Hal ini tentunya unik dan belum diketahui banyak orang. Sri Baduga Maharaja yang bergelar Prabu Siliwangi memilih menyebut negaranya Kerajaan Sunda saat bertukar utusan.

Melalui saudagar, para saudagar dari luar negeri bertemu untuk menukarkan barang yang dibawanya. Sedangkan kerajaan menyaring semuanya dan membelinya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari masyarakatnya. Hal lain yang dilakukan Sri Baduga Maharaja adalah mampu melindungi seluruh rakyat Sudan.

Raja mampu membuka lapangan kerja yang dirasa terbantu oleh masyarakat Sudan. Pekerjaan ini seperti di kota-kota Jawa Barat, membuka lahan pertanian, menanam lada, cabai, kain tenun, dan lain-lain.

Hubungan dengan Portugis tetap baik bahkan setelah Sri Baduga mengundurkan diri dari tahta kerajaan. Putranya Surawisesa yang tumbuh menjadi raja kedua Pajajaran terus menjalin kerja sama dan hubungan baik. Surawisesa yang diutus untuk menghubungi Alfonso de Albuquerque di Malaka berhasil menciptakan serangkaian perjanjian perdagangan dan perdamaian di negara tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *